Ya, “Jembatan Kehidupan” yang bermakna sebagai jembatan untuk membangun dan meningkatkan kehidupan masyarakat yang selama terisolir, jauh dari tangan-tangan pemerintah, sehingga terjadi ketimpangan ekonomi, sosial, dan pendidikan. Demikian diungkapkan Direktur Eksekutif PPPA Daarul Qur’an Tarmizi As Sidiq, baru-baru ini.
Peresmian jembatan dihadiri oleh para pegiat Media Sosial, donatur, rekan media dan pimpinan Paytren sebagai mitra donor dalam pembangunan jembatan kehidupan bagi Desa Jagabita.
Di Desa Jagabita sendiri, sudah hampir 100 tahun warganya menanti jembatan tua tersebut untuk berubah dengan jembatan yang berdiri kokoh seperti sekarang ini. Sebab, jembatan Cimanceuri adalah satu-satunya akses utama keluar kampung. Sementara, sebelumnya jembatan masih dibangun dengan bambu seadanya dan hanya bisa dilewati dengan berjalan kaki dan kendaraan bermotor. Itu pun harus bergantian, tak heran warga yang lewat bisa saja jatuh tercebur sewaktu-waktu dikarenakan rapuhnya kondisi jembatan.
Setiap tahun mereka harus membangun kembali jembatan dengan patungan seikhlasnya, lantaran sampai saat ini belum ada sama sekali bantuan dari pemerintah. Jika musim hujan tiba, warga kesulitan melewati jembatan. Jalan kampung yang masih tanah merah, membuat jembatan yang dibangun dengan bambu licin untuk dilalui. Akses pendidikan, ekonomi dan aktivitas masyarakat Jagabita pun terhambat selama masim penghujan tiba, sebab air sungai meluap melahap jembatan bambu mereka.
(net/sal)