Kepala Desa Rancabungur, Sumantri mengatakan, pengembangan Rancabungur sebagai desa wisata dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Antara lain, desa ini memiliki potensi besar kearifan lokal berupa seni tradisional Karinding dan aneka seni budaya sunda.
Pada 2018, Karinding Wates (Kawat) binaan Pemerintah Desa Rancabungur menjadi ikon dalam Lomba Kampung KB dan Gerak PKK.
“Desa Rancabungur juara 1 Kampung KB dan Gerak PKK tingkat Kabupaten Bogor dan juara 3 tingkat Jawa Barat,” papar Sumantri.
Faktor penting yang mengantarkan Desa Rancabungur meraih kedua prestasi besar tersebut terletak pada keberadaan seni tradisional Karinding, dengan melibatkan anak-anak muda.
Potensi besar seni Karinding menggugah hatinya, sehingga ia terdorong untuk mengembangkan seni tradisional warisan Kerajaan Sunda Pakuan Pajajaran tersebut.
“Kami ingin kembangkan Seni Karinding sebagai ikon dan unggulan program desa wisata,” paparnya.
Sumantri menegaskan, dari sisi geografis, lanjut dia, Desa Rancabungur dilintasi oleh Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisadane, yang masih hijau dan memiliki pemandangan yang eksotik, dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata. Desa Rancabungur juga memiliki dua setu alam, yakni Setu Cibaju dan Setu Cilimus, yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai objek ekowisata unggulan.
Guna menggenjot potensi besar Desa Rancabungur di bidang wisata, Kades Sumantri mengembangkan “Desa Wisata Paniisan” berbasis kearifan lokal dan potensi alam, bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Mandiri Bersama, dan Karang Taruna Tunas Muda.
“Kami berharap banyak pihak yang berpartisipasi mendukung pengembangan Desa Rancabungur sebagai desa wisata berbasis seni tradisional Karinding, aneka kerajinan lokal dan kuliner khas sunda,” tukasnya.
(dyn/b/sal)