RUMPIN – Ada banyak hal yang membuat Jembatan Gerendong disorot berbagai pihak. Dari mulai kondisi jembatan yang goyang cukup kuat saat dilintasi kendaraan kecil maupun besar, sampai jalan yang sebelumnya rusak akhirnya jebol beberapa waktu lalu. Pemerintah Kabupaten Bogor melalui UPT Jalan dan Jembatan Parung saat ini tengah melakukan perbaikan dan pemeliharaan di beberapa titik yang rusak dan bolong.
Selama masa pemeliharaan tersebut, tidak boleh ada kendaraan baik roda dua maupun roda empat yang melintas. Sekali pun roda dua diperbolehkan melintas, ada pengawalan khusus dari petugas penjaga agar tidak menyentuh bagian jalan yang sedang diperbaiki.
Belum selesai diperbaiki sudah ada lagi masalah baru. Kasie Ekonomi dan Pembangunan Kecamatan Rumpin Nurbaini, menceritakan kondisi Jembatan Gerendong selama proses perbaikan memang sudah selesai dilakukan. Namun membutuhkan waktu sekitar satu minggu untuk memastikan kondisi coran benar-benar sudah kering. “Selama proses pengeringan coran seharusnya tidak ada kendaraan roda empat yang boleh melintas. Kita sudah tutup dengan palang beton penghadang. Persoalannya, ada oknum di lapangan yang membuka palang beton penghadang. Jadi sekarang jembatan Gerendong sudah banyak yang dilintasi roda empat, bahkan truk kecil berisi muatan,” katanya kepada Metropolitan, kemarin.
Nurbaini tidak membeberkan siapa oknum yang dimaksud. “Yang pasti bukan dari Muspika. Ada oknum tertentu yang nekat membuka portal penjaga dari bambu dengan tujuan meminta uang kepada truk-truk yang melintas. Dan pungutan uang tersebut ilegal. Seharusnya itu tidak boleh ada," terangnya.
Persoalan lainnya, kata dia, adalah banyaknya truk-truk besar yang dibiarkan melintas di Jembatan Gerendong. “Jalan tersebut sebenarnya tidak boleh dilintasi oleh truk-truk besar. Tapi entah kenapa, di malam hari ada truk besar yang melintas. Ini juga harus ada penindakan dan penertiban dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bogor. Bagaimana jembatannya tidak goyang kalau truk yang melebihi muatan yang diizinkan masih bisa melintas bebas,” katanya.
Dari keresahan-kereasahan ini, ia berharap kepada pihak kepolisian, terutama Dishub untuk menindak tegas oknum-oknum yang suka meminta uang kepada truk kecil yang suka melintas. “Warga banyak yang melapor ke kita, dan itu sangat meresahkan. Semoga Dishub juga bisa tertibkan truk liar dan para oknum yang sudah nekat membuka jalan sebelum kering,” jelasnya.
Sampai saat berita ini diturunkan, Metropolitan belum berhasil meminta keterangan dari Kepala Dishub Kabupaten Bogor Eddy Wardani. Saat dihubungi ia mengaku sedang tidak enak badan. “Lain waktu saja," pungkasnya.
(sir/b/sal)