Rentenir berkedok koperasi memang masih sangat banyak berkeliaran di seantero Kabupaten Bogor, tak kecuali di wilayah Kecamatan Parung, dan tentu saja merugikan sendi-sendi ekonomi masyarakat karena walaupun bisa mudah mendapatkan uang dengan persyaratan cukup fotocopy KTP saja setidaknya kerugian tetap didapat masyarakat.
Permasalahan permodalan juga dirasakan masyarakat walaupun banyak informasi tentang kredit atau pinjaman murah melalui bank, beberapa warga tetap saja merasa persyaratan yang diberikan bank cukup sulit. Hal tersebut disampaikan Warsih (34) warga Kampung Jati, Kecamatan Parung.
“Soal modal memang kalau bank keliling lebih cepat prosesnya, cukup fotocopy KTP, ke bank mah belum, takutnya ya itu persayaratan dan lain-lainnya,” ujar wanita yang memproduksi kerupuk rumahan kepada Metropolitan, kemarin.
Terpisah Sari (47), warga Kampung Waru, Kecamatan Parung, yang setiap hati memproduksi tahu. Ia mengaku hingga saat ini belum merasa dibantu oleh pihak manapun, menurutnya informasi pinjaman uang lebih cepat didapat dari pegawai ‘koperasi’ yang datang langsung ke rumah-rumah penduduk.
”Kalau ingin mah ada dari dinas koperasi atau bank resmi yang datang ke rumah, ini mah malah kalah sama ‘abang-abang’ nawarkan pinjaman uang dengan syarat KTP, mudah tapi dipotong administrasi dan sejumlah uang lainnya,” ungkapnya.
Ia mengaku mendapatkan informasi pinjaman dari televisi atau radio bahkan dari tetangganya tapi untuk ke bank dirinya juga belum paham harus datang ke mana dan ke siapa.
“Lebih baik saya gak punya utang, dagang dengan modal pinjam bank keliling itu nantinya malah terbelit. Cuma namanya aja koperasi bunganya dihitung-hitung malah besar, pinjam ke bank pemerintah gampang-gampang susah,” katanya.
Hal senada juga disampaikan para pelaku usaha kecil dan mikro di wilayah Desa Cibeteng Muara, Kecamatan Ciseeng, rata-rata keinginan mereka mendapat kemudahan dan bimbingan.
"Modal dari pemerintah bisa saja hasilnya dijual juga ke pemerintah, sampai saat ini belum ada bantuan untuk usaha saya. Saya usaha membuat kerajinan dari sampah pelastik seperti bungkus kopi dan lainya, itu mutlak modal sendiri," tukasnya.
(dyn/b/sal)