METROPOLITAN – Tajurhalang , Kondisi Jalan Bojonggede-Kemang (Bomang) kian memburuk. Terlebih dengan kehadiran galian ilegal yang membuat kondisi jalan semakin rusak. Seperti bahu jalan yang mengalami kerusakan berat dan jebol di RT 02/10, Desa Kalisuren, Kecamatan Tajurhalang. Meski begitu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor seakan tutup mata dengan rusaknya sejumlah jalan di Bomang. “Belum apa-apa jalan ini sudah rusak. Pemerintah harusnya bertindak, jangan diam saja. Apalagi galian liar ini, membuat kita takut dampak yang timbulkannya seperti longsor atau tanah gerak,” beber warga sekitar, Mahmud (33). Mahmud juga meminta pemerintah segera menyelesaikan proses pembangunan Jalan Bomang tersebut. Karena gelap, jalan tersebut menjadi rawan begal. “Sudah ada beberapa orang yang menjadi korban begal. Harusnya kalau belum selesai ya ditutup, tak ada boleh yang melintas,” katanya. Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Jalan dan Jembatan wilayah I Cibinong, Agus Sukwanto, menjelaskan, beberapa bagian jalan yang masih tanah merah disebabkan harga pembebasan lahan belum menemui kesepakatan. Jalur tersebut nantinya mengarah ke Tajurhalang. “Kalau secara kontrak, yang tahap satu itu sudah 100 persen, karena tahap satu mah untuk jalur lambat di kanan dan kiri. Tapi ada beberapa bagian yang belum dibebaskan lahannya,” paparnya. Agus menjelaskan, proyek jalan yang dibiayai Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp67,9 miliar itu bukan terbengkalai, tapi sudah selesai untuk tahap pertama dan dikerjakan sejak 2016. “Kalau pembebasan lahan sudah selesai, semua pasti akan dibeton. Nyambung terus ke Jalan Tegar Beriman dan Kemang,” terangnya. Terpisah, Sekretaris Camat Tajurhalang, Supardi, mengatakan, terhambatnya Jalan Bomang lantaran adanya lahan warga yang belum dibebaskan dan belum ada anggarannya tahun ini. Ia menambahkan, saat ini Dinas PUPR sedang melakukan pekerjaan jalan di Dramaga. “Seharusnya tuntaskan dulu Jalan Bomang, ini sepertinya tidak satu-satu dulu yang di kerjakan,” ungkapnya. (khr/b/ mam/py)