PARUNGPANJANG - Komunitas masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Jalur Tambang (AGJT) dan Masyarakat Peduli Parung Panjang (MP3), terus melakukan aksi demonstrasi simpatik bertajuk Aksi Kamisan di Jalan Raya Muhamad Toha Parungpanjang, kemarin..
Ketua MP3 Chandra mengatakan, kegiatan tersebut akan terus dilakukan setiap Kamis sebagai bentuk konsistensi warga masyarakat untuk menuntut pemerintah, segera membuat jalur tambang sebagai solusi atas berbagai masalah negatif yang timbul akibat usaha pertambangan di wilayah tersebut. “Dalam konstitusi negara yang kita yakini bersama, kita semua diajarkan sedari kecil bahwa negara hadir untuk menjaga dan menjamin dapat terpenuhinya setiap hak elemen masyarakat,” ungkapnya.
Dia menambahkan, salah satunya adalah hak untuk hidup yang melekat di setiap individu. “Hak ini meliputi hak atas lingkungan yang sehat dan bersih, hak atas jalan umum untuk akses kegiatan perekonomian, serta hak atas jaminan kesehatan,” katanya.
Ketua AGJT Junaedi Adi Putra menambahkan, masyarakat menuntut peran dan fungsi negara ditengah konflik kemanusiaan dan perampasan hak yang masif terjadi di wilayah tersebut. Junaedi mengungkapkan, dampak buruk yang diderita masyarakat sangat banyak antara lain, kerusakan jalan yang memicu kecelakaan sehingga menimbulkan korban cacat fisik hingga meninggal dunia, polusi debu pekat pemicu penyakit pernapasan (ISPA), hingga kemacetan panjang setiap harinya. “Kini setahun sudah momen perjuangan itu abadi dalam ingatan. Sayangnya, hingga hari ini masyarakat belum sama sekali merasakan ada perubahan dari kondisi sebelumnya,” ungkapnya.
Padahal janji pemerintah kala itu, sambung Junaedi, akan segera memperbaiki kondisi sosial masyarakat yang terjadi saat ini. “Namun semuanya hanya menjadi dongeng pengantar tidur. Buktinya masyarakat masih menjalani kehidupan di bawah bayang-bayang ketakutan akan kecelakaan, kemacetan dan debu pekat yang mengancam kesehatan,” ungkapnya. (pb/els)