PARUNG - Akibat belum adanya akses jalan masuk ke lokasi lahan utama yang akan dibangun sebagai terminal, rencana pembangunan Terminal Parung terancam batal. Jika pun terminal tipe B ini dibangun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat sebagai pengelola, maka dikhawatirkan akan hanya menjadi bangunan tak terpakai.
Menurut tokoh masyarakat Parung, Benni SM (55) potensi batalnya rencana pembangunan terminal Parung bisa saja terjadi karena hingga saat ini, belum ada pembebasan lahan untuk akses keluar masuk menuju terminal. "Akses jalan itu sangat penting. Namun entah apa penyebabnya, meski sudah lama direncanakan tapi hingga sekarang pembebasan lahan akses jalan masuk belum juga terlaksana,” katanya.
Sementara penelusuran Metropolitan, obyek lahan utama untuk lokasi terminal Parung, seluas hampir 2 hektare itu nyaris terbengkalai dan tidak terurus. Selain ditumbuhi ilalang, di beberapa titik lahan tersebut saat ini dijadikan tempat pembuangan sampah. Selain menebarkan bau busuk akibat tumpukan sampah, pagar tembok pembatas lahan aset negara tersebut, tampak sudah jebol di sana sini.
Kondisi ini juga mendapatkan perhatian dari tokoh pemuda Kecamatan Parung Fikar Khaerul Fahmi. Dia mengatakan, seharusnya pemerintah lebih serius mengurus lahan aset daerah tersebut. "Pemerintah juga harus serius merealisasikan janji pembangunan terminal. Karena ini kebutuhan masyarakat umum untuk mengatasi kemacetan,” katanya.
Sebelumnya, rencana pembangunan terminal Parung memang sudah memasuki tahap uji kelayakan atau feasibility study (FS). Hal ini dikonfirmasi Kepala Bidang Terminal dan Angkutan Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor Dudi Rukmayadi. Keterangan serupa juga disampaikan Kepala UPT Wilayah I Bogor Dishub Provinsi Jawa Barat Bambang Hermawan. "Rencana pembangunan terminal Parung sedang dilakukan FS. Kalau soal belum ada pembebasan lahan untuk akses jalan masuk, saya baru dengar dan belum ada laporan,” katanya. (khr/c/els)
