BOJONGGEDE – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) akan menata sistem transportasi di wilayah Bojonggede. Salah satunya melakukan integrasi mode transportasi angkutan kota (angkot) dan Kereta Rel Listrik (KRL).
Penataan dilakukan karena permasalahan di terminal, stasiun, pasar, pintu kereta api sebidang dan Jalan Raya Bojonggede yang tidak lebar sehingga berdampak pada kemacetan. "Bersama BPTJ, Pemkab Bogor akan membenahi Bojonggede. Konsepnya mengintegrasikan fungsi terminal dan stasiun, juga membuat jalan alternatif, jembatan penyeberangan, hingga tempat parkir," ucap Kepala Badan Perencana Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Bogor Syarifah Sofiah.
Syarifah menerangkan, Kecamatan Bojonggede dipilih karena mempunyai dampak terhadap penguraian kemacetan di DKI Jakarta. "Pemkab Bogor mengusulkan Cibinong, Sukaraja, dan Bojonggede, namun karena memiliki dampak luas, termasuk bisa mengurai kemacetan di DKI Jakarta, maka Bojonggede yang dipilih BPTJ untuk dilakukan penataan," jelasnya.
Ia menjelaskan, jajarannya akan bekerja sama dengan pemilik tempat parkir milik warga sekitar dalam upaya pembangunan tempat parkir penumpang KRL. "Walaupun nanti kami akan bangun tempat parkir terpadu, tetapi kami tidak akan menghilangkan. Kami akan bina 41 pemilik tempat parkir di sekitar Stasiun Bojonggede yang dimiliki warga sekitar," jelasnya.
Bersama BPTJ, jajarannya sedang menghimpun data dan anggaran supaya penataan Bojonggede segera dilakukan. "Kami sedang menghimpun data dan akan menentukan perencanaam yang matang. Penataan mudah-mudahan bisa dilakukan tahun 2021. Tahun 2020, Pemkab Bogor akan membebaskan lahan untuk prembangunan jalan alternatif, pembangunan jembatan penyeberangan," ujarnya.(ink/els)