METROPOLITAN - Beberapa proyek peningkatan jalan dan jembatan di lingkup Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) telah dilakukan tender dan dilaksanakan penyedia jasa. Ratusan proyek tender tersebut saat ini sudah memasuki tahap awal dan tersebar di berbagai wilayah Kecamatan Rumpin. Salah satunya proyek Cicangkal-Maloko yang menghubungkan Kecamatan Cigudeg dengan Parungpanjang. Saat ini pekerjaan proyek peningkatan jalan yang memakan anggaran Rp3,6 miliar dari APBD Kabupaten Bogor itu mulai dilakukan. Namun pekerjaan proyek tersebut dianggap lambat dan tidak dilakukan secara profesional. “Banyak debu dan barang material yang disimpan berantakan. Imbasnya, jadi macet dan membahayakan pengguna jalan,” ungkap warga Desa Sukasari, Mad Soleh, kepada Metropolitan, kemarin. Selain itu, ia juga mengkritik lambatnya pengerjaan proyek ini jangan sampai merugikan rakyat. Alat pemberitahuan adanya pekerjaan proyek pun sangat terbatas. Penelusuran wartawan koran ini, di sepanjang jalan tersebut memang banyak batu kerikil dengan ukuran kecil dan sedang yang telah dipadatkan dengan pasir sebagai tahap awal. Namun, pekerjaan nampak kurang tertata dengan baik. Begitu pula penyimpanan barang material, seperti pasir, batu makadam dan batu kerikil yang disimpan sembarangan dan tidak memperhatikan kenyamanan dan keamanan pengguna jalan, Sementara itu, staf Seksi Ekonomi Pembangunan Kecamatan Rumpin, Ahyar, mengatakan, selama ada pengerjaan Jalan Cicangkal-Maloko sampai saat ini dari kontraktor belum menyerahkan Surat Pemberitahuan Mulai Kerja (SPMK). Padahal sebelum pengerjaan harusnya menyerahkan SPMK ke Kecamatan Rumpin. “Besok rencananya Tim Bappedalitbang akan melaksanakan monev tinjau jalan,” katanya. Selain Jalan Cicangkal-Maloko, di Kecamatan Rumpin ada tiga proyek lainnya seperti peningkatan Jalan Warungjata-Ciparigi, Janala-Cicangkal dan Janala-Tegallega. “Untuk proyek Janala-Cicangkal ada keterlambatan pengerjaan. Yang lainnya belum ada koordinasi dengan pihak kecamatan,” pungkasnya. (sir/b/els/ py)