Keragaman corak suku bangsa, sosial politik, paham pemikiran hingga keyakinan menjadi perhatian Barikade Gus Dur Bogor Raya. Wadah perkumpulan masyarakat nonpemerintah itu menggelar Dialog Kebangsaan yang diikuti berbagai tokoh lintas agama dan keyakinan di Rumah Singgah Kiai Ahmad Suhadi, belum lama ini. TOKOH Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Bogor Kiai Abdullah Shomdani didaulat menjadi pembicara utama dalam giat tersebut. Lalu ada pula tokoh Majelis Agama Konghucu Indonesia (MAKIN) Kabupaten Bogor JS Eeng Havendi dan tokoh Ahmadiyah Kabupaten Bogor Maulana Basuki Ahmad. Ketua Barikade Gus Dur Bogor Raya Ahmad Suhadi mengatakan, Dialog Kebangsaan digelar sebagai bentuk sumbangsih pemikiran dari para pemuka agama untuk meminimalisasi terjadinya tindakan intoleran atas yang mengatasnamakan agama. “Karena hal ini masih kerap terjadi dan membuat Bogor menjadi daerah peringkat kesepuluh intoleransi secara nasional,” ujar Suhadi. Ia menambahkan, adanya sikap dan gerakan intoleran sesungguhnya hanya membawa masyarakat pada alur pemikiran dan gerakan yang kontra produktif. Apalagi jika dikaitkan dengan paham moderat keagamaan yang dimiliki sebagian besar masyarakat Kabupaten Bogor. Sementara itu, Abdullah Shomdani dalam pemaparannya bertema ’NU sebagai Ormas Pengawal NKRI’, menjelaskan adanya tindakan pemaksaan satu kehendak, keyakinan dan paham keagamaan adalah tindakan intoleran dan merupakan sebuah penyimpangan. “Pemaksaan keagamaan atau keyakinan merupakan penyimpangan dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Karena setiap keyakinan dan agama apa pun yang dianut setiap orang harus dihargai sebagai pilihan pada setiap individu umat manusia,” katanya. Sedangkan JS Eeng Havendi dari MAKIN mengatakan, saat ini sikap toleransi dirasakan menurun. Padahal dahulu nilai toleransi sangat tinggi dan sangat dirasakan keindahan dan kebersamaannya. “Toleransi itu bukan untuk saling memengaruhi umat lain untuk berpindah dari agama yang dianutnya ke keyakinan agama lain. Biarlah agama menjadi pilihan pribadi (privasi, red) seseorang kepada Tuhan,” pungkasnya. (khr/c/els/run)