Peresmian Jembatan Gerendong di Desa Putatnutug, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, begitu berkesan bagi Bupati Bogor Ade Yasin. Sebab, memorinya langsung mengingat cerita masa lalu saat menyeberangi Sungai Cisadane. SEKITAR 40 tahun lalu Ade Yasin mengaku harus naik getek atau rakit untuk menyeberangi sungai yang mengaliri wilayah utara Kabupaten Bogor itu. Namun saat ini warga tidak perlu naik getek karena bisa melintasi Jembatan Garendong. Jembatan yang membentang di atas Sungai Cisadane itu merupakan akses utama yang menghubungkan Desa Putatnutug, Kecamatan Ciseeng, dan Desa Kampungsawah, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. ”Kalau bicara Rumpin, saya punya cerita unik. Di mana sekitar tahun 1980 itu saya pernah menyeberangi kali ini menggunakan getek,” ujar Ade Yasin saat meresmikan Jembatan Gerendong, kemarin. Ade mengaku saat itu bersama kakeknya ke wilayah Kadaung di Kecamatan Cigudeg untuk bersilaturahmi. Namun saat itu belum ada Jembatan Gerendong, masih memanfaatkan getek atau rakit. ”Kendaraan ayah saya disimpan. Untuk menyeberang, saya pakai getek. Saat itu kalau tidak salah kelas lima SD,” beber Ade. Dalam peresmian jembatan, Ade Yasin juga menuturkan komitmennya untuk tetap produktif membangun daerah demi mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. ”Di samping itu, pembangunan infrastruktur jembatan hari ini (kemarin, red) juga dapat memacu percepatan pengembangan wilayah Rumpin,” ucapnya. Ade Yasin menilai Kecamatan Rumpin merupakan kawasan yang sangat strategis, sebab berbatasan langsung dengan Tangsel dan Banten. Letak Rumpin yang strategis ini sangat potensial untuk menjadi kawasan bisnis dan pariwisata unggulan di kawasan Bogor Barat. ”Mengingat jumlah penduduk yang besar, yakni 5,9 jiwa. Maka pemekaran Bogor Barat sebuah keharusan,” pungkasnya. (mul/c/els/run)