Senin, 22 Desember 2025

Berhenti Jadi Guru Honorer, Predi Banting Setir Jadi Penjahit

- Kamis, 10 Juni 2021 | 13:01 WIB

METROPOLITAN - Lelah menjadi guru honorer karena penghasilan menjadi guru tidak bisa menutupi kebutu­han sehari-harinya, Predi Lugina (45), warga Kampung Gang Baiturahman, RT 03/02, Desa Jampang, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, memutuskan menjadi tukang jahit konfeksi. Kendati sangat mencintai profesinyasebagai guru, gaji yang tidak mampu mencu­kupi kebutuhan sehari-hari untuk keluarga membawanya membuka usaha lain. Yakni konfeksi kecil-kecilan pada 2014. “Modal satu mesin jahit mi­lik kakak, saya mencoba pe­runtungan. Saat itu saya men­jahit pakaian sekolah pada 2017. Sempat sepi orderan, akhirnya saya mendapat ta­waran membuat kostum he­wan peliharaan dari kakak yang juga membuka kon­feksi. Akhirnya saya coba, dan saat itu saya ingat pertama kali membuat konstum Pak Haji,” ujarnya. Predi mengaku saat itu men­coba fokus pada kostum kucing dengan bermodalkan Rp500 ribu. “Saya saat itu masih ada sisa bahan-bahan bekas, saya coba kembangkan untuk di­buat kostum kucing. Lalu selanjutnya saya posting di sosmed, dan ternyata ramai banyak yang pesan,” katanya. Karena banyaknya orderan, lanjut Predi, ia mencoba me­masarkan hasil produksinya itu lewat marketplace salah satu situs jual-beli online. Seiring waktu, pesanan makin bertambah. Bahkan tidak ha­nya dari Bogor, namun ham­pir seluruh agen dan grosir di Indonesia memesan hasil produksi kostum yang dibuat­nya. Dan untuk penjualan sen­diri lewat marketplace di seluruh Indonesia, Filipina, Thailand, bahkan Amerika Serikat. Dibantu sang istri, Nursida (35), dalam mengelo­la usahanya itu sudah memi­liki enam karyawan. Pengha­silannyasaat itu hanya Rp1 juta. Namun kini banyak pesanan penghasilan per bu­lan bisa mencapai Rp5 juta sampai Rp10 juta dengan sekali penjualan 100 paket. “Saya juga mempromosikan lewat Facebook, Instagram, dan Twitter dan dibantu lewat pemberitaan. Saya pun tidak hanya mendapatkan komen­tar yang manis-manis saat mem-posting barang dagang­an.Kadang ada saja masyara­kat yang mengomentari yang tidak-tidak soal kostum kucing yang ia pakaikan ke hewan peliharaan itu,” tuturnya. “Tapi kadang saya anggap santai dan juga saya beri pen­jelasan kostum itu hanya un­tuk kontes dan tidak dipakai untuk selamanya. Kadang untuk foto dokumen karena pemilik kucing ingin menga­badikan kucing peliharaannya itu dengan kostum terbaiknya,” imbuhnya. Diketahui, harga kostum kucing di tempat Predi ber­variatif, mulai dari Rp30 ribu hingga Rp200 ribu. “Harga tersebut tergantung dari ke­rumitan pembuatannya dan desain yang dipilih,” pung­kasnya. (khr/b/suf/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X