METROPOLITAN - Pandemi Covid-19 bukan hanya berimbas pada masalah kesehatan, namun juga hampir semua sektor kehidupan. Termasuk persoalan usaha atau ekonomi masyarakat luas. Menyadari kondisi tersebut, Kepala Desa (Kades) Putatnutug, Mad Darmawan, mencoba menginisiasi sebuah program ketahanan pangan keluarga dengan membuat program kebun apotek hidup. ”Sebenarnya ini hanya soal kerajinan dan kemauan. Karena usaha kebun tanaman herbal bisa memanfaatkan lahan sekitar rumah untuk dijadikan lahan produktif,” kata Mad Darmawan. Pria yang juga ketua Paguyuban Kades Kecamatan Ciseeng itu menjelaskan di kebun herbal bisa ditanam segala jenis tanaman obat-obatan seperti jahe merah, temulawak, kunyit, kencur, dan lainnya. ”Bahkan jika punya lahan luas, selain tanaman herbal, warga juga bisa menanam jenis tanaman sayuran. Intinya minimal bisa menjaga ketahanan pangan keluarga,” ujarnya. Guna menyebarkan manfaat program tersebut, lanjutnya, pemdes akan mendorong ketua RT, RW, kepala dusun, dan Kelompok Wanita Tani (KWT) untuk segera membuat kebun herbal dan tanaman lainnya. ”Nanti kami upayakan bibitnya. Semoga saja jika ini berjalan, warga bisa menjaga kesehatannya dan bisa jadi lahan peluang usaha agar ada peningkatan ekonomi bagi keluarga,” harap Mad Darmawan. Sementara itu, Sekcam Ciseeng, Agus Sopyan, mengaku program kebun atau warung herbal semacam ini memang telah menjadi perhatian dan arahan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor untuk peningkatan ketahanan pangan keluarga. ”Kami juga akan adakan sosialisasi tentang program apotek hidup ini. Nanti akan dilibatkan kepala desa, RW, RT, kader posyandu, poktan, PKK, dan lainnya. Kami juga akan buat lokasi atau titik percontohan dan berkoordinasi dengan dinas dan lembaga terkait,” pungkasnya. (mul/b/suf/run)