METROPOLITAN - Pembangunan Program Sanitasi Desa (Sandes) di Desa Cariu, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor, diduga kurang maksimal. Sebab, penerima manfaat mengeluhkan bahan bangunan dan atap tidak menggunakan anggaran dari program Sandes itu sendiri. Bahkan, ada bahan material penerima yang terpakai. ”Kalau atap itu memang bangunan lama, dari dinding temboknya pun pakai bata emak. Dindingnya masih nempel ke rumah emak yang lama, jadi tidak semua dindingnya dibuat baru,” ujar Mak Ijah, salah seorang penerima bantuan kepada Metropolitan, kemarin. Jangankan untuk yang lain, lanjut Mak Ijah, keramik saja cuma satu ikat. Jika diakumulasi, hanya 1x1 meter persegi saja. Bahkan, batu bata miliknya sebanyak 50 dipakai untuk membangun. ”Banyak juga material punya saya yang dipakai untuk membangun Sandes ini. Pengin ditambah paralon saja nggak ngasih,” paparnya. Terpisah, Kepala Desa (Kades) Cariu Ahmad Suryadi mengatakan, secara spek teknisnya kepada Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) yang berhak menjawabnya. Jika ada hal lain tentang spek, bisa jadi subsidi silang. Mungkin ada peralihan lain dari barang atau material supaya dapat menutupi kebutuhan yang lain. ”Masalah spek, silakan tanyakan kepada TPK. Kalau saya kebijakannya jika tidak ada yang terbangun akan saya tegur TPK. Bila ada barangnya yang lama terpakai, bisa jadi subsidi silang. Mungkin si penerima bantuan minta peralihan barang,” kilahnya. Ditanya ada barang material milik penerima yang terpakai di luar dana program Sandes, Ahmad mengaku tidak mengetahui hal tersebut. Jika benar terjadi dan tidak ada pergantian dari barang milik penerima, bisa jadi TPK korupsi. ”Semua kembali ke TPK. Itu spek lain yang mungkin dibutuhkan. Jika semua tidak ada pergantian, bisa jadi TPK korupsi. Saya baru tahu ini dari rekan-rekan di sini,” tutupnya. Untuk diketahui, kriteria penerima manfaat adalah keluarga yang termasuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), serta memiliki ibu hamil, memiliki bayi di bawah usia tiga tahun (balita), memiliki anak stunting, memiliki anggota keluarga yang berkebutuhan khusus (disabilitas). Kemudian masih melakukan BAB dan tidak mempunyai akses sanitasi, belum mempunyai akses sanitasi berupa tangki septik dan toilet yang layak, tidak mempunyai mata pencaharian tetap, tidak mempunyai akses sanitasi, atau limbah belum dikelola dengan baik. Untuk Desa Cariu sendiri merupakan salah satu penerima program Sandes dengan anggaran dari pemerintah pusat sebanyak Rp500 juta, yang dibagi 38 titik dan tersebar di beberapa kampung di Desa Cariu, dikerjakan dengan padat karya oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). (jis/els/run)