METROPOLITAN.ID - Komika dan presenter Pandji Pragiwaksono turut menyoroti polemik terkait perilaku arogan petugas patroli yang mengawal mobil dinas RI 36 milik Raffi Ahmad.
Peristiwa ini menjadi sorotan, terutama setelah diketahui bahwa mobil dinas tersebut hanya mengantarkan berkas untuk utusan khusus presiden itu.
Dalam video yang diunggah di kanal YouTube-nya, Pandji mempertanyakan urgensi pengawalan Patwal untuk sebuah mobil yang bahkan tidak dinaiki Raffi Ahmad.
Baca Juga: Pemkab Bogor Alokasikan APBD untuk Sukseskan Program Makan Bergizi Gratis
“Menurut pengakuan Raffi Ahmad, saat itu tidak ada Raffi Ahmad di dalam mobil tersebut. Adanya berkas,” ujar Pandji dengan nada heran, seperti dikutip Metropolitan, Sabtu 25 Januari 2025.
Pandji mengungkapkan, keheranannya atas pengaruh besar Raffi Ahmad, sampai-sampai sebuah berkas yang diantarkan untuknya harus mendapatkan pengawalan Patwal.
“Jadi Raffi Ahmad minta tolong dibawain berkas. Berkasnya dibawa pakai mobil tersebut. Mobil tersebut dibuka sama Patwal. Patwalnya arogan,” jelas dia sambil geleng-geleng kepala.
Ia menilai pengawalan seperti ini menunjukkan betapa istimewanya posisi Raffi Ahmad di mata aparat, hingga berkas pun mendapatkan prioritas yang tidak biasa.
Tidak hanya berhenti pada pengawalan berkas, Pandji juga berspekulasi dengan nada humor. Ia membayangkan bagaimana situasi akan berlangsung jika Raffi Ahmad sendiri yang berada di dalam mobil tersebut.
“Kita sekarang jadi bertanya-tanya, kalau berkas doang aja dikawal Patwal, berkas doang nggak ada Raffi Ahmadnya, dibukain pakai Patwal, gimana kalau ada Raffi Ahmad-nya?” tanyanya.
Baca Juga: Sebanyak 30 Desa Maju di Bogor Ditarget Jadi Desa Mandiri di 2025
Dia melanjutkan spekulasinya dengan menyebut bahwa mungkin mobil dinas tersebut akan dikawal oleh panser atau bahkan tank jika Raffi Ahmad berada di dalamnya.
“Udah dibukain pakai panser pasti itu. Ah, boro-boro, nggak ada mobil bisa lewat. Panser yang ngawal. Berkas aja pakai Patwal, kalau ada Raffi-nya pakai panser, pake tank, helikopter, semuanya,” sindirnya.