Namun, pengumuman itu justru menimbulkan berbagai reaksi dari warganet.
Sejumlah komentar menyayangkan keputusan MD Entertainment yang dinilai terlalu cepat memanfaatkan momen viral demi keuntungan komersial.
“Bukan mau merendahkan, tapi lama-lama PH tersebut ngebosenin, setiap yang viral langsung diangkat jadi film, ini membuat penonton bisa membaca alur produksinya,” tulis seorang netizen.
“Semakin latah, semakin tidak berekspetasi dengan kualitasnya,” celetuk lainnya.
“MD itu spesial bikin film jalur viral wkwkwkw,” sindir akun lainnya.
Baca Juga: Teka-teki Ending Superman 2025, Ini Penjelasan Siapa Yang Muncul di Akhir Film
Sementara sebagian lainnya menilai bahwa Pacu Jalur akan lebih tepat jika dikemas dalam format dokumenter, bukan film layar lebar.
Meski demikian, tidak sedikit juga yang mendukung langkah tersebut karena dinilai sebagai bentuk pelestarian budaya daerah.
“Perbanyak film daerah. Makassar dengan tarung sarungnya, Padang dengan onde mandenya, dan Riau dengan pacu jalurnya,” tulis seorang warganet.
Baca Juga: Trump Turunkan Tarif Impor Indonesia Jadi 19 Persen dengan Sejumlah Syarat, Ini Dampak Ekonominya
MD Entertainment dan Tren Film dari Kisah Viral
PT MD Entertainment bukan kali pertama mengangkat kisah viral menjadi sebuah karya film.
Rumah produksi milik Manoj Punjabi ini sebelumnya sukses merilis beberapa film populer seperti Danur, yang diadaptasi dari kisah nyata Risa Saraswati, serta KKN di Desa Penari (2022) yang berasal dari cerita horor viral di media sosial.
Film KKN di Desa Penari bahkan memecahkan rekor sebagai film horor dengan jumlah penonton terbanyak sepanjang masa di Indonesia, sekaligus mencetak rekor box office nasional.
Terbaru, mereka juga merilis film Ipar Adalah Maut (2024) yang diadaptasi dari kisah viral tentang perselingkuhan, yang sempat menjadi perbincangan hangat di jagat maya.