Senin, 22 Desember 2025

Biodata Baskara Putra Disorot Usai Dilarang Tampil di Tasikmalaya, Musisi Berprestasi yang Kerap Dituding Satanis

- Kamis, 17 Juli 2025 | 17:20 WIB
Baskara Putra.
Baskara Putra.

 

METROPOLITAN.ID - Nama Baskara Putra, musisi multi talenta yang dikenal lewat proyek solo Hindia, kembali menjadi perbincangan hangat publik.

Sorotan tertuju padanya setelah panitia Festival Ruang Bermusik 2025 resmi membatalkan penampilan Baskara bersama tiga proyek musiknya: Hindia, Feast, dan Lomba Sihir.

Festival yang sedianya digelar di Kota Tasikmalaya pada 19–20 Juli 2025 itu menuai polemik tajam setelah sejumlah ormas Islam setempat menyuarakan penolakan atas kehadiran ketiga grup musik tersebut.

Mereka menuding karya-karya Baskara mengandung simbol-simbol yang berkaitan dengan ajaran satanisme dan illuminati, serta dianggap tidak cocok tampil di wilayah dengan nilai-nilai keagamaan yang kuat.

Baca Juga: Resmi Bercerai! Sherina Munaf dan Baskara Mahendra Pilih Jalur Verstek, Apa Itu?

Pihak penyelenggara pun akhirnya memutuskan untuk mencoret Hindia dan proyek musik lainnya dari susunan line-up. Pernyataan resmi disampaikan lewat akun Instagram @ruang_bermusik pada Rabu, 16 Juli 2025.

"Dengan berat hati kami sampaikan Hindia, Lomba Sihir, dan Feast, tidak dapat tampil di Ruang Bermusik 2025," tulis pernyataan panitia seperti dikutip dari akun @ruang_bermusik.

Pemilik nama lengkap Daniel Baskara Putra ini merupakan lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), jurusan Ilmu Komunikasi.

Profil Baskara

Sosoknya dikenal sebagai pribadi cerdas yang aktif mengisi diskusi publik. Ia bahkan pernah diundang sebagai dosen tamu di almamaternya untuk membahas dunia musik dan komunikasi sosial.

Baca Juga: Danilla dan Hindia Rilis Lagu 'Jika', Netizen Ramai Bandingkan Baskara dengan Ari Lasso

Perjalanan Baskara di industri musik dimulai pada tahun 2012 ketika ia membentuk band alternatif rock bernama .Feast bersama empat rekannya. Nama grup ini mulai melejit setelah lagu “Peradaban” dirilis sebuah karya dengan lirik yang penuh kritik sosial dan resonansi politik.

Tak puas hanya menjadi vokalis band, Baskara memperluas kiprahnya di balik layar. Ia sempat menjadi brand manager di Double Deer Records, lalu mendirikan label rekaman independen bernama Sun Eater Coven.

Label ini kemudian menaungi berbagai musisi muda dan eksperimental, serta menjadikannya sebagai tokoh penting dalam ekosistem musik independen di Indonesia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X