METROPOLITAN.ID - Bledus menjadi makanan khas Lumajang yang masih eksis hingga saat ini.
Sudah ada dari masa penjajahan, Bledus ternyata merupakan makanan favorit para tentara PETA jaman penjajahan.
Kini, Bledus menjadi makanan khas Lumajang yang kerap dijadikan cemilan atau pemgganti sarapan.
Bledus sendiri berbahan dasar jagung, sehingga sangat mengenyangkan jika disantap untuk menu sarapan.
Baca Juga: Mengenal Ayam Kesrut, Makanan Khas Banyuwangi dengan Kuah Pedas yang Manis, Asam dan Gurih
Makanan satu ini memiliki cita rasa yang unik, yakni perpaduan manis, asin dan gurih yang menyatu di dalam mulut.
Sudah ada sejak penjajahan
Bledus terbuat dari jagung pipil kering yang direndam semalaman, kemudian direbus sangat lama sekali hingga empuk.
Pada masa penjajahan Jepang, pemuda-pemuda Indonesia yang tergabung sebagai tentara PETA (Pembela Tanah Air) tinggal di asrama (daidan).
Bledus kerap menjadi menu andalan tentara PETA. Mereka menyantapnya dengan sayur,
Baca Juga: Cita Rasa Nasi Langgi, Makanan Khas Jember yang Sudah Ada Sejak Masa Penjajahan
Jika dulu tentara menyantap bledus dengan sayur mayur, kini Bledus sedikit berbeda yakni disajikan dengan parutan kelapa dan taburan garam.
Cara membuat bledua
- Siapkan jagung yang sudah dipisahkan dari janggelnya, siapkan parutan kelapa, dan juga garam.
- Cuci bersih jagung yang sudah lepas dari janggelnya.
- Rebus jagung dalam waktu yang sangat lama, kira-kira sekitar 3 jam hingga teksturnya empuk.
- Lalu, jagung yang sudah matang disipakan di atas piring.
- Berikan taburan kelapa parut serta garam atau gula sesuai dengan selera masing-masing.
Bledus banyak dijual di pasar-pasar tradisional di Lumajang sebagai camilan khas.***