METROPOLITAN.ID - Pengacara terkenal Tanah Air, Hotman Paris, mengeluarkan protes keras terhadap penetapan tarif pajak hiburan yang mencapai 40%.
Hotman Paris mengkhawatirkan hal tersebut akan membuat pelanggan kabur dari klub malam karena adanya pajak yang sangat tinggi tersebut.
Tarif pajak yang tinggi untuk sektor hiburan disebabkan oleh pandangan bahwa hiburan dianggap sebagai barang mewah.
Baca Juga: Dipanggil Bawaslu soal Foto Pamer Jersey Nomor 2, Camat Pondok Gede Kota Bekasi : Nggak Sengaja
Beberapa hari belakangan, pengacara terkenal Tanah Air, Hotman Paris, mengeluarkan keluhan terkait tingginya tarif pajak yang dikenakan pada sektor kesenian dan hiburan.
Hotman mengungkapkan keprihatinannya karena tarif pajak yang mencapai 40% dapat mengakibatkan pelanggan kabur dari klub malam miliknya, seperti Atlas Beach Club di Bali dan The H Club di SCBD, Jakarta.
Apa penyebab dari tarif pajak yang tinggi ini? Beberapa alasan telah diungkap, salah satunya karena hiburan dianggap sebagai barang mewah.
Jenis hiburan seperti diskotek, karaoke, klub malam, dan spa, yang dinikmati oleh masyarakat kelas menengah ke atas, dikenakan pajak tinggi sebagai upaya pengendalian perilaku konsumtif.
Pajak hiburan juga dianggap sebagai sumber potensial bagi penerimaan daerah, memungkinkan pemerintah setempat untuk membiayai pembangunan daerah.
Namun, kebijakan ini menuai protes keras dari Hotman Paris, yang menyatakan bahwa tarif 40% dapat mematikan usaha di sektor hiburan.
Berbagai provinsi di Indonesia menetapkan tarif pajak hiburan dengan rincian yang berbeda.
DKI Jakarta dan Jawa Barat, misalnya, memberlakukan tarif antara 40% hingga 75% untuk klub malam dan sejenisnya.