METROPOLITAN.ID - Sejak tahun 2020, Kota Bogor menghadapi kurang lebih 700-800 bencana per tahunnya. Mulai dari banjir lintasan, angin puting beliung, tanah longsor hingga pergeseran tanah. Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim pun menginstruksikan jajarannya untuk meningkatkan mitigasi bencana.
Hal itu diungkapkan saat peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Tingkat Kota Bogor Tahun 2023 di Plaza Balai Kota Bogor, Senin 15 Mei 2023 lalu.
Apresiasi diungkapkan Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim kepada semua unsur aparat terkait dan masyarakat yang selalu siaga dan bahu membahu dalam penanganan serta bekerjasama dalam penanggulangan bencana di Kota Bogor.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca di Kota dan Kabupaten Bogor 17 Mei 2023
Apresiasi juga disampaikan bagi jajaran BPBD dan Damkar Kabupaten Bogor yang ikut serta penanggulangan dan penanganan bencana di Kota Bogor.
Menurut Dedie Rachim, dari tahun ke tahun bencana di Kota Bogor meningkat, terutama seiring dengan adanya perubahan cuaca yang semakin ekstrem dibarengi intensitas curah hujan yang tinggi sehingga memicu terjadinya bencana.
Tercatat, sejak tahun 2020 sampai dengan 2023, Kota Bogor menghadapi kurang lebih 700 sampai 800 jenis bencana di setiap tahun, seperti banjir lintasan, angin puting beliung, tanah longsor hingga pergeseran tanah yang memakan korban jiwa.
“Tahun lalu ada 8 korban jiwa warga akibat tanah longsor pada beberapa titik dan tahun 2023 ada 7 korban jiwa akibat bencana di Kelurahan Empang,” ujar Dedie Rachim.
Ke depan bencana yang pernah terjadi, kata dia, tidak menutup kemungkinan bakal dihadapi lagi.
Kepada seluruh pihak dan seluruh lapisan masyarakat Kota Bogor, Dedie Rachim menginstruksikan agar bersama-sama memitigasi dan melakukan upaya-upaya sosialisasi dan edukasi pencegahan yang lebih serius dan lebih gencar agar maksimal.
Bagaimana juga, sambung Dedie Rachim, hanya upaya pencegahan mitigasi yang dapat menghindarkan warga dari kehilangan maupun kerugian harta dan nyawa. Seluruh lapisan masyarakat lainnya harus aktif bekerjasama dengan aparatur wilayah, TNI, Polri maupun pihak terkait lainnya memberikan pemahaman kepada warga yang masih tinggal di lokasi rawan bencana.
“Jadi hal-hal sederhana, salah satunya tidak membuang sampah sembarangan ke sungai itu adalah bentuk kepedulian warga dalam rangka menghindarkan diri bencana. Saya juga ingin menghimbau kepada semua, utamanya RT RW dipimpin para lurah dan dikoordinasi oleh Camat untuk menggiatkan mitigasi terkait risiko kebencanaan, kesadaran masyarakat untuk menghindarkan diri dari bencana harus digelorakan. Jangan membiasakan membangun di atas turap, aparat wilayah tegakkan disiplin dan aturan,” tegas Dedie Rachim.