Kehadiran bus yang nyaman dan aman merupakan hal yang selalu diutamakan. Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Perhubungan yang menekankan pentingnya pengembangan angkutan massal perkotaan.
Diharapkan dengan pemberlakuan tarif Biskita Transpakuan Bogor ini dapat memberikan stimulus terhadap pelayanan angkutan umum massal lain di Kota Bogor untuk meningkatkan kualitasnya sehingga tercipta iklim persaingan yang sehat.
Disisi lain, Pemkot Bogor berencana akan menambah dua koridor untuk rute Biskita Transpakuan Bogor. Dua koridor tersebut yakni koridor 3 dengan panjang 25,4 Km dan koridor 4 dengan panjang 36 Km.
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim mengatakan, percepatan koridor 3 dan 4 pada skema BTS Biskita dianggap penting, dimana trayek yang dilayani pada koridor 3 adalah Terminal Bubulak-Sukasari/Lawang Gintung, sedangkan koridor 4 melayani Ciawi-Pomad/Ciparigi.
"BTS Kota Bogor menjadi salah satu yang terbaik di Indonesia. Bahkan load factor penumpang di BTS Kota Bogor sudah mencapai 154 persen dengan rata-rata jumlah penumpang per hari mencapai 20.412 orang perhari," kata Dedie A Rachim.
Menurut dia, Biskita Transpakuan kini sudah menjadi moda transportasi alternatif yang begitu diminati masyarakat. Sehingga Pemkot Bogor masih memerlukan dukungan untuk menambah koridor. Total penumpang sampai dengan saat ini adalah 4.728.484 orang.
Soal sistem dua koridor tambahan itu, akan dilaksanakan melalui lelang dengan mengikutsertakan badan hukum dalam satu konsorsium melalui program konversi 3:1.
Namun tidak menutup kemungkinan melalui program lain, yaitu mengganti angkot konvensional dengan angkot listrik. Tergantung kepada nilai satu angkot listrik yang dapat mengkonversi lebih dari tiga angkot.
Jika melihat dari harga angkot listrik dibanding harga angkot kondisi saat ini, konsep lain adalah mengkonversi angkot konvensional melalui konversi atau retrovit atau membangun angkot eksisting bertenaga BBM menjadi bertenaga listrik, namun demikian tetap harus mendapat dukungan pemerintah. (rez)