"Nggak ada yang lebih bahagia bagi saya sebagai wali kota daripada membuat warga bahagia. Saya sering mengingatkan, pemerintah itu bukan hanya hadir tapi harus melayani, tidak hanya melayani tapi harus memudahkan. Dan tidak hanya hadir, melayani dan memudahkan tapi juga membuat warga bahagia," ujarnya.
Untuk itu, ketika TUS hadir untuk berkolaborasi membahagiakan warga, Pemkot Bogor menyambut dengan tangan terbuka.
Baca Juga: Horee.. Kabupaten Purwakarta Segera Proses Pencairan Gaji ke-13
"Ini tentu bukan hanya sekedar memberikan edukasi kepada warga yang belum paham Thalasemia, tapi juga lebih jauh dari itu banyak tujuan mulia. Membuat saudara-saudara kita hidupnya lebih berkualitas, membuat seluruh warga lebih peduli terhadap Thalasemia dan kita ingin apa yang kita lakukan di Balai kota, di Kebun Raya ini menyampaikan pesan tentang Thalasemia," katanya.
Dalam momentum pertemuan itu, Duta Thalasemia Bogor, Yane Ardian juga memberikan apresiasi kepada para Sahabat TUS, para donatur, anak-anak dan POPTI dengan membacakan puisi karya dari Bang Zhai dari Mime Studio perwakilan dari Reka Bogor yang membuat seluruh tamu undangan haru mendengarnya.
Berikut kutipan puisi yang dibacakan Yane Ardian.
"Diperbukitan hijau nan sejuk terhampar sebuah kisah keabadian. Kemuliaan tak tergadai harta atau wajah, melainkan hati yang suci dan berkorban. Seperti sang mentari yang tak pernah kenal lelah terbit membawa cahaya bagi dunia. Tetes embun di pagi yang menggugah menyirami kehidupan dengan tulus kasihnya,"
Pembacaan puisi tersebut diiringi oleh penampilan pantomim dari Bang Zhai.
"Iya jadi itu pertunjukan pantomim permintaan dari Bu Yane langsung. Itu menggambarkan sosok yang telah lansia di akhir hayatnya, hidupnya itu tenang dan bahagia, karena disepanjang dia muda dia banyak berbuat kebaikan. Bahwa sejatinya orang yang gagal itu bukan orang yang gulung tikar usahanya, bukan orang yang gagal dalam percintaan dan lain-lain. Tapi orang yang gagal adalah orang yang berkecukupan tapi tidak mau berbagi," ujar dia.
Sementara itu untuk puisi merupakan bait inspirasi dari sebuah narasi Founder TUS Lala yang sering memberikan semangat.
Ia berharap para seniman bisa terus dilibatkan dalam kegiatan sosial untuk juga hadir dalam berkesenian dan juga sosial.
"Dari mbak Lala saya tahu bahwa para donatur ini berjuang untuk membantu teman-teman Thalasemia yang juga berjuang untuk kehidupannya. Jadi konteksnya adalah tentang berjuang. Karena siapapun kita selama dalam kehidupan kita akan terus berjuang," tutup dia.***