Senin, 22 Desember 2025

Kasus Anak Terpapar TBC Naik 300 Persen, DPRD Kota Bogor Dorong Percepatan Eliminasi TBC

- Kamis, 6 Juli 2023 | 13:33 WIB
Anggota DPRD Kota Bogor Sri Kusnaeni. (DPRD Kota Bogor)
Anggota DPRD Kota Bogor Sri Kusnaeni. (DPRD Kota Bogor)

METROPOLITAN.ID - Penyakit Tuberculosis (TBC) pada anak di Kota Bogor mengalami peningkatan sangat signifikan.

Berdasarkan data yang disampaikan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, pada tahun 2022 ada 1.465 kasus.

Padahal, tahun 2021 hanya 462 kasus.

Baca Juga: Hindari Kecemburuan, DPRD Kota Bogor Wanti-wanti Disdik soal PPDB Jalur Zonasi

Bahkan dari statistik yang ada, Kota Bogor menempati peringkat kedua di Jawa Barat dengan jumlah kasus TBC yang mencapai 3,904 kasus pada tahun 2022 dan 248 kasus kematian.

Seban itu, Anggota Komisi IV DPRD Kota Bogor, Sri Kusnaeni secara tegas mendorong Pemerintah Kota Bogor untuk melakukan percepatan eliminasi TBC yang sesuai dengan visi misi Kota Bogor sehat menuju Bogor Kota Ramah Keluarga.

Dengan adanya Aksi Gerakan Eliminasi Tuberkulosis (Aksi GEULIS) yang diinisasi oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, diharapkan bisa menjadi langkah awal Pemkot Bogor dalam menekan angka kasus TBC di Kota Bogor.

Baca Juga: Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto Dorong Pertumbuhan Pelaku UMKM Pasca Pandemi

“DPRD Kota Bogor mendukung penuh Aksi GEULIS ini. Karena sudah ada Rencana Aksi Daerah (RAD) melalui Perwali nomor 18 tahun 2023, semoga ini bukan hanya sekedar tertulis didalam kertas tapi kami berharap ini direalisasikan sebaik-baiknya,” ujar Sri Kusnaeni.

Sri Kusnaeni yang hadir diacara tersebut sebagai perwakilan Ketua DPRD Kota Bogor, mengaku banyak menemui kasus penderita TBC yang jenuh atas proses penyembuhannya.

Hal tersebut pun berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan pengobatan pasien TBC di Kota Bogor yang pada 2022 hanya menyentuh 70 persen.

Baca Juga: DPRD Ngaku Belum Terima Usulan Refocusing Anggaran DPUPR Rp40 Miliar, Ketua: Kita Akan Berikan Catatan

Sehingga, upaya preventif yang dilakukan melalui AKSI GEULIS, diharapkan bisa sejalan dengan upaya pengobatan, agar menurunkan angka penularan dan angka kematian karena TBC.

“Kalau saya melihat munculnya TBC ini ketika saya turun ke lapangan sering menemukan kasus kejenuhan pasien untuk minum obat. Nah ini perlu diberikan pendampingan untuk menjaga mental pasien untuk bersabar dalam proses pengobatan. Upaya pengobatan ini harus sejalan dengan upaya preventif,” ungkap Sri Kusnaeni.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X