CIBINONG - Dua tahun berturut-turut (tahun anggaran 2014 dan 2015), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor mendapat predikat sebagai kabupaten penghasil Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (silpa) di atas satu triliun se-Indonesia. Sejumlah kritikan pun bermunculan. Mulai dari lemahnya pengelolaan keuangan daerah sampai dinas tidak becus merealisasikan program kerja. Sebab, jika silpa 2016 kembali tembus Rp1 triliun, maka dipastikan Pemkab Bogor menjadi satu-satunya daerah pencetak hattrick (tiga kali berturut-turut) silpa Rp1 triliun. Lalu bagaimana dengan tahun anggaran 2016, ini dia tanggapan Bupati Bogor Nurhayanti.
Nurhayanti mengatakan, realisasi belanja tidak langsung mencapai 97,50 persen. Sedangkan belanja langsung mencapai 88 persen. Diperkirakan, silpa tahun anggaran 2016 hanya mencapai Rp700 miliar. Tapi kata bupati, lebih pastinya nanti BPK yang menentukan. Saat ini masih rekonsiliasi (pencocokan data atau pencatatan yang terjadi di dua tempat yang berbeda, red).
Menurut Nurhayanti, ada penurunan uang yang tak terpakai di kas daerah tahun ini. Sehingga ada perbaikan dari segi serapan anggaran. Karena jika dirinci, komponen anggaran silpa tersebut terdapat over target pendapatan sebesar Rp127 miliar. Sedangkan dari efisensi paket lelang juga menyumbang Rp600 miliar serta ada beberapa pekerjaan yang meluncur ke 2017. “Secara otomatis persentasi realisasi anggaran naik jika dibandingkan 2015 yang hanya mencapai 82 persen, kini di angka 90 persen,” kata Nurhayanti kepada Metropolitan, belum lama ini.
Nenek tiga cucu ini menambahkan, proses luncuran tersebut ada yang sudah selesai proses administrasinya dan tinggal dibayar. Namun, ada juga yang masih menyisakan pekerjaan fisik dan mendapatkan penambahan waktu 50 hari kerja, meski dikenakan sanksi denda. “Jika waktu 50 hari kerja tak bisa diselesaikan maka black list. “Alhamdulillah SKPD sudah berupaya menekan silpa yang ada,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Bogor Ade Ruhendi mengaku telah mendengar terkait kabar Silpa Kabupaten Bogor tak lagi tembus Rp1 triliun. “Saya sudah mendengar dan saya kira ini merupakan kabar baik. Saya terakhir mendapatkan informasi (silpa) di angka Rp800 miliar,” singkatnya.
(rez/b/ram/dit)