BOGOR – Miris nasib Apung Mulyana (60) yang ditinggal adiknya di jalanan. Karena tidak tahu jalan pulang dan merasakan sakit Apung pun harus tinggal di jalanan. Ditemani angin dan debu Apung mampu bertahan hidup di shelter depan kampus UIKA Bogor selama dua minggu. Hal tersebut membuat sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam BEM FKIP UIKA menolong Apung dan melapokannya ke Dinas Sosial Kota Bogor.
Ketua BEM FKIP UIKA Bogor Noufal mengatakan, selama berhari-hari ia melihat Apung tergolek lemah di shelter depan kampusnya. Tidak ada satu orang pun yang merasa prihatin dengan kondisi Apung yang sudah tua tersebut, sehingga ia mengambil inisiatif meminta tolong dinsos agar membantu Apung yang akan pulang ke rumahnya. “Awalnya kami kesusahan untuk menghubungi pihak berwenang, akhirnya setelah berkali-kali menghubungi dari dinas sosial merespons dengan baik,” ujarnya kepada Metropolitan.
Karena sudah menghubungi dinsos, akhirnya Apung dijemput petugas dari dinsos, Lurah Kedung Badak dan sejumlah mahasiswa dari FKIP UIKA Bogor. Apung dibawa ke Rumah Singgah milik dinsos. “Bapak itu dievakuasi untuk ditindaklanjuti dan alhamdulillah ia sekarang bisa tidur lebih nyaman dan enak karena berada di Rumah Singgah dinsos,” terangnya.
Dengan adanya kejadian ini, ia meminta pemerintah daerah lebih bisa memperhatikan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), sehingga tidak ada lagi yang harus tidur di jalan selama berhari-hari tanpa ada yang memperhatikannya. “Yah jangan sampai ada lagi kejadian seperti ini, kasian juga,” paparnya.
Sementara itu Petugas Dinsos Kota Bogor Enong menjelaskan, memang banyak orang yang menderita PMKS di Kota Bogor ini dan dengan dibantu mahasiswa seperti ini, Enong mengaku tugasnya menjadi lebih ringan karena dengan luas wilayah Kota Bogor pihaknya sulit memantau orang PMKS. “Saya harap akan banyak lagi pemuda yang seperti mereka yang mempunyai kepedulian sosial yang tinggi,” katanya.
Selain itu menurutnya, untuk kasus yang dialami Apung ternyata ia hanya ditinggalkan adiknya lantaran sering sakitsakitan, bukan orang yang tidak waras seperti pemikiran banyak orang yang pertama melihat Apung yang tergolek lemah di shelter. “Beberapa mahasiswa telah berbincang dengannya. Apung masih nyambung diajak berkomunikasi,” jelasnya.
(mam/a/els/dit)