Senin, 22 Desember 2025

Lima Tahun Dapat Nilai CC

- Selasa, 14 Februari 2017 | 09:44 WIB

Di tengah mewujudkan visi menjadi kabupaten termaju se-Indonesia, Pemerin­tah Kabupaten (Pemkab) Bogor harus mengalami pil pahit. Sesuai data yang dimiliki Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (KemenPAN-RB), kinerja Pemkab Bogor selama lima tahun berturut-turut hanya mendapatkan penilaian CC alias cukup baik. 

Sekretaris Deputi Bidang Re­formasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan Kemenpan-RB Didid Noordi­atmoko mengatakan, berda­sarkan hasil evaluasi kinerja Pemkab Bogor masih menem­pati predikat dengan nilai CC.

“Artinya perlu dilakukan peru­bahan yang mengarah menjadi lebih baik terhadap pemerinta­han yang kini dipimpin Bupati Bogor Nurhayanti,” katanya.

Menurut dia, sejalan dengan penerapan reformasi biro­krasi ini, bagaimana cara mem­buat pemerintah yang efektif dan efisien melalui penerapan sistem manajemen kinerja. “Untuk Pemkab Bogor, pene­rapan manajemen kinerja ini masih berupa dokumentasi. Memang dokumennya sudah dibuat benar tetapi itu tidak cukup karena harus ditunjang implementasinya,” ucapnya.

Didid mengatakan, untuk itu dengan penerapan sistem ter­sebut bagaimana membuat perencanaan yang berorientasi dan fokus pada masyarakat. Seperti, tak sekadar membuat program kegiatan melainkan program kegiatan yang meng­acu pada kebutuhan masyarakat di Kabupaten Bogor. “Bagai­mana anggaran itu dialokasikan pada program yang memang menjadi kebutuhan masyarakat, Jokowi selalu menyerukan mo­ney follow program, program follow rishar, uang itu harus mengarah pada hasil, saya me­lihat Pemkab Bogor manajemen pemerintahnya belum terlihat kesana,” tutur dia.

Meski tidak dianggap buruk, sambung dia, Pemkab Bogor masih dianggap belum mampu mengintegrasikan antara peren­canaan dan alokasi anggaran agar dapat menghasilkan kese­jahteraan bagi masyarakat Ka­bupaten Bogor. Karenanya, untuk mewujudkan perenca­naan yang terintegasi, Bappeda dan Litbang Kabupaten Bogor harus melakukan revisi terhadap RPJMD Kabupaten Bogor. “Se­lain membuat perencanaan yang terintegasi, Pemkab Bogor juga dituntut untuk menentukan prioritas pembangunan daerah,” sambungnya.

Ia juga meminta, dalam me­nentukan program kegiatan Pemkab Bogor dapat fokus pada prioritas pembangunan Kabupaten Bogor. Karena, untuk masalah keterbatasan anggaran itu dapat diselesaikan dengan cara-cara tersebut. “Saya tegas­kan, bukan sekadar yang penting dapat kegiatan melainkan ba­gaimana pelaksaannnya. APBD 2017 anggaplah sudah tidak bisa diapa-apakan, tetapi saya minta untuk 2018 bisa fokus pada kegiatan yang menjadi prioritas,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Inspektorat Kabupa­ten Bogor Benny Delyuzar sen­diri menargetkan tahun depan Pemkab Bogor meraih predikat CC dalam penilaian Sistem Akun­tabilitas Kinerja Instansi Pemerin­tahan (SAKIP). “Target kami dapet nilai B,” singkatnya.

Bupati Bogor Nurhayanti dalam sambutannya tidak menampik jika penilaian yang diganjar pada Pemkab Bogor tidak be­gitu baik. Dengan dasar itu, di­harapkan hasil evaluasi SAKIP tahun depan bisa meningkat menjadi B atau BB. “Saya instruk­sikan kepada seluruh kepala perangkat daerah untuk berko­mitmen untuk memperbaiki dan menyempurnakan SAKIP di lingkungan Pemkab Bogor,” ungkapnya.

(rez/c/els/dit)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X