METROPOLITAN – Hasil penilaian tim independen sudah diumumkan tim Panitia Seleksi (Pansel) Direksi PDAM Tirta Kahuripan, Senin (21/2). Namun, hingga kini ketiga calon bos perusahaan pelat merah itu tak mau bersuara. Berkali-kali Metropolitan mencoba menghubungi Hasanudin Tahir, Eka Bhinekas dan Efie Pancawatie namun tak ada tanggapan.
Sikap mereka ini ditanggapi Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor Saptariyani. Ia menyayangkan aksi ‘membisu’ yang dilakukan para calon direksi ini. Sebagai pejabat publik, kata dia, mereka harus terbuka dan mau menjabarkan visi dan misi yang dimiliki Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Bogor itu. “Kalau ada aspirasi dari masyarakat jangan didiamkan. Calon direksi harus terbuka. Saya juga nggak hafal sama ketiganya. Teu wauh (nggak kenal, red),” kata Sapta.
Lantaran tak kenal, Sapta mengaku akan serius mengikuti rapat yang akan dilakukan dengan Tim Pansel PDAM nanti. Ia akan membahas langkah ke depan untuk ketiga calon direksi terpilih dan melihat apakah ketiganya dapat bekerja dengan kompak dan benar. “Kita akan lihat sepak terjangnya. Intinya kenalan dulu ke kita,” ujarnya.
Menurut politisi PDIP ini, ketiga orang yang mendapat nilai tertinggi dari tim independen, ke depannya harus fokus dengan banyaknya perusahaan air curah ilegal di Kabupaten Bogor.
Direksi terpilih, kata dia, harus membenahi izin dari perusahaan air curah tersebut. “Kemarin saya baru dengar kalau perusahaan air curah yang ilegal masih banyak, kayak di Cijeruk hingga Cibinong. Itu harus dibenahi dulu izinnya. Masa sudah lama tidak bisa menangani perusahaan air curah ilegal,” ucapnya.
Terpisah, Penanggung Jawab Tim Pansel PDAM Rustandi mengaku masih mempersiapkan terlebih dahulu surat untuk melakukan konsultasi dengan DPRD Kabupaten Bogor. “Untuk tahap selanjutnya sedang kita siapkan dulu suratnya untuk mengonsultasikan ke dewan,” singkatnya. (rez/b/els/run)