Guru besar Institut Pertanian Bogor (IPB) menemukan metode Operasi Kanker Payudara menggunakan aplikasi matematika. Selain itu, matematika juga mempunyai banyak manfaat bagi kemajuan iptek. Di antaranya ilmu medis seperti untuk operasi kanker payudara juga komunikasi, hidrologi, meteorologi, aktuaria dan seismologi.
METODE baru ini terungkap saat Orasi Ilmiah Guru Besar IPB yang berjudul ‘Pemodelan Stokastik untuk Memacu Kemajuan Iptek yang disampaikan Guru Besar IPB Prof Dr Ir I Wayan Mangku, belum lama ini. Pria yang lahir 5 Maret 1962 di Bali ini adalah sosok pecinta seni dan budaya. Sejak kecil ia memang memiliki cita-cita besar menjadi ahli matematika. Diawali dengan menempuh bangku perkuliahan S1 jurusan Statistika di IPB kemudian melanjutkan studi S2 di Australia jurusan Applied Matematika dan S3 di Netherlands dengan jurusan yang sama.
Dalam siaran pers Humas IPB, usahanya dalam merintis prestasi hingga mampu menulis lebih dari 60 artikel di jurnal internasional dan nasional bukanlah hal mudah. Saat muda ia menjadi penabuh gender wayang kulit profesional, namun kini keahliannya dalam mengaplikasikan matematika adalah bukti bahwa tidak ada orang besar tanpa usaha yang besar pula. Sebagai akibat dari semakin kompleksnya berbagai fenomena atau masalah nyata, diperlukan suatu model untuk penyederhanaannya sehingga fenomena tersebut lebih mudah dimengerti atau ditemukan solusi masalahnya. Salah satu model yang banyak digunakan dalam penyederhanaan permasalahan adalah model matematika.
Model stokastik merupakan bagian dari model matematika yang menggunakan konsep-konsep peluang yang dibangun berdasarkan fungsi dan barisan peubah acak. Untuk memberikan solusi terhadap kekhawatiran pasien, pada 1992 ia bekerja sama dengan Dr S Ganeshanandam dari Curtin University of Technology, Western Australia, berhasil membuat suatu metode yang dapat digunakan untuk menduga peluang kesalahan klasifikasi oleh location model Krzanowski, menggunakan teknik balanced bootstrap.
”Model ini sangat bermanfaat dalam teknologi kedokteran, yakni mengklasifikasi para pasien penderita kanker payudara untuk menentukan apakah mereka perlu dioperasi atau cukup dengan pengobatan,” ujarnya.Nah, dengan model stokastik ini, peluang bahwa keputusan oleh teknologi adalah salah dapat diperkirakan.
(*/els/run)