Rencana kegiatan Jawa Barat (Jabar) Berselawat yang rencananya akan berlangsung di Lapangan Tegar Beriman, Kabupaten Bogor, mendapat penolakan sejumlah pihak. Kegiatan yang akan berlangsung Sabtu (8/4) itu dikabarkan memiliki muatan politis sehingga mendapat penolakan.
KETUA PCNU Kabupaten Bogor Romdon mengaku tak mempersoalkan kegiatan Jabar Berselawat yang berlangsung di Kabupaten Bogor itu. Namun, kegiatan tersebut diduga merupakan rangkaian aksi 212 di Jakarta, sehingga seluruh umat NU sudah menolaknya. Sebab, acara keagamaan tersebut dianggap bermuatan politis. “Kami menyarankan masyarakat agar melakukan selawat di rumah masing-masing,” kata Romdon.
Menurut pria yang akrab disapa Kang Doni ini, NU dan seluruh tokoh agama di Kabupaten Bogor juga sudah melakukan rapat. Dari hasil pertemuan itu, NU sepakat menolak kegiatan yang hendak dilakukan di Kompleks Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor. Sehingga, ia berharap ketenteraman dan kedamaian masyarakat Kabupaten Bogor yang sudah terjalin selama ini jangan dirusak dengan acara bermuatan politik. “NU tidak terlibat aksi unjuk rasa di Jakarta. Para ulama NU sudah menolak setiap upaya yang memecah belah anak bangsa. Tetapi saya tegaskan NU tidak melarang kegiatan selawat. Yang kami tolak itu bukan acara agama tapi ada muatan lain,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor Ahmad Mukri Aji. Pihaknya juga tak melarang kegiatan selawat tersebut. Namun, pihaknya akan melakukan penelusuran terlebih dulu informasi-informasi tersebut agar tidak menjadi informasi yang mengandung fitnah dan hoax. “Kami akan menggali kebenaran seluruh informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan acara tersebut,” kata Mukri Aji.
Menurut Mukri, memang sudah ada proses perizinan yang ditempuh mereka untuk kegiatan tersebut. Namun kegiatan itu mendapat penolakan, bukan kepada selawat yang hendak dilakukan, melainkan lebih kepada jaminan keamanan. “Saya harap niatnya baik, out-nya juga baik. Sebab, selawat itu perintah Allah. Tetapi jangan sampai dinodai dengan adanya miskomunikasi. Saya kira ini menjadi pembelajaran bagi kita semua,” ucapnya.
Ia menambahkah, acara yang dihadiri puluhan ribu massa itu sangat memerlukan antisipasi keamanan. Baik yang dilakukan pihak kepolisian ataupun panitia agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. “Karena untuk menjaga nyawa ulama, nyawa habib, untuk menjaga itu. Bagaimanapun nilai maslahatnya menjadi utama,” ujarnya.
Sementara itu, Sekda Kabupaten Bogor Adang Suptandar mengaku telah menerima pengajuan acara dari panitia Jabar Berselawat yang hendak menggunakan Lapangan Tegar Beriman sebagai kegiatan acaranya. Namun belakangan ini dengan adanya berbagai pertimbangan, termasuk akan mengganggu aktivitas kegiatan di Pemkab Bogor, pemerintah daerah menolak penggunaan lapangan tersebut yang berada dalam area perkantoran bupati Bogor. “Kami sudah menerima surat dari panitia acara yang meminta lapangan dipakai. Namun kami menolak lapangan dalam lingkup Pemkab Bogor ini dipakai. Ada beberapa pertimbangan, salah satunya karena banyaknya objek vital VIP,” kata Adang.
Namun demikian, sambung Adang, pihaknya telah memberi solusi kepada panitia untuk menggunakan lapangan parkir di luar Stadion Pakansari untuk melaksanakan Jabar Berselawat. “Panitia sudah kami beri tahu. Jawaban panitia, mereka tidak keberatan jika harus pindah ke parkiran stadion,” tutupnya.
(rez/c/els/run)