METROPOLITAN – Pembangunan Tol Bogor Outer Ring Road (BORR) seksi II B (Kedungbadak- Yasmin) kini sudah masuk minggu ke-23 atau sudah 151 hari pengerjaan. Dalam pembangunan Tol BORR tersebut, PT Wijaya Karya (Wika) sebagai kontraktor sudah mulai memasang beton di atas jalan layang. Hal tersebut menandakan jalan yang akan menjadi pengurai kemacetan segera selesai.
Manajer Proyek Tol BORR Seksi II B PT Wika Ali Afandi mengatakan, memang saat ini pembangunan Tol BORR sudah melakukan pemasangan beton untuk bagian atas jalan layang. Hal itu walaupun belum semua beton tersebut dipasang karena masih ada proses pengecoran. “Kita juga masih melakukan pengeboran di beberapa titik dan ada juga yang sudah dilakukan pengecoran sehingga beton-beton dapat dipasang,” ujarnya saat dihubungi Metropolitan.
Dalam proses pembangunan Tol BORR, pihaknya menemukan beberapa kendala. Di antaranya ada utilitas saluran udara tegangan tinggi yang berada di depan Lotte Mart, utilitas saluran udara tegangan menengah serta saluran kabel tanam Jawa Bali yang ditanam 150 KPA. “Karena itu kita sering lakukan koordinasi dengan pihak PLN untuk mengatasai hal tersebut. Karena untuk kabel tanam yang 150 KPA tersebut, pas terkena posisi bore pile,” terangnya.
Ali juga tidak memungkiri ada beberapa dampak yang ditimbulkan dari pembangunan tol tersebut, mulai dari kemacetan hingga debu yang mengganggu para pengendara yang lewat. Namun, ia mengaku hal tersebut selalu diminimalisasi dengan adanya sejumlah pegawai yang ikut mengurai kemacetan serta jalan yang selalu disiram air agar tidak berdebu. “Kita upayakan agar segala dampak kita minimalisasi, sehingga tidak merugikan semua pihak,” paparnya.
Sementara itu, Humas PT Marga Sarana Jabar Feri Siregar menjelaskan, pekerjaan pada minggu ke-22 ini telah melampaui target. Hal tersebut terbukti dari rencana pembangunan 16,7745 persen, namun realisasinya 16,8248 persen. Sehingga, ada deviasi 0,0503 persen. “Meskipun ada kendala seperti P.41 belum bisa dilaksanakan bore pile sehingga adanya mobilisasi alat bore pile harus meloncati titik P.41. Hal itu karena SUTM dan SKTM yang belum direlokasi sehingga pekerjaan rigid terhambat. Begitu juga utilitas yang menghambat pekerjaan bore pile dan rigid di Simpang Yasmin,” katanya.
(mam/b/els/run)