Senin, 22 Desember 2025

DLH Tambah Jumlah Pengangkut Sampah

- Senin, 19 Juni 2017 | 07:55 WIB

METROPOLITAN – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor memprediksi produksi sampah pada HariRaya Idul Fitri tahun ini akan meningkat. Peningkatan ini diprediksi mencapai 20 persen dari rata-rata sampah yang dihasilkan masyarakat perharinya. “Biasanya timbunan sampah di hari raya cukup banyak, meningkat 20 persen dari hari biasanya,” kata Kepala DLH Kabupaten Bogor, Pandji Ksatriadji.

Menurutnya, ada beberapa faktor penyebab peningkatan produksi sampah sebelum hari raya. Seperti, pasar yang mulai ramai dari hari biasa, gelaran bazar Ramadan, pedagang musiman hingga peningkatan penumpang di terminal. Sehingga, hal ini memaksa pihaknya untuk meningkatkan intensitas pekerjaan jelang Lebaran. “Jadi kami tidak ada libur. Petugas kebersihan juga malah kerjanya nambah dua kali lipat. Peningkatan bisanya sudah mulai terjadi sejak H-7 Lebaran,” ucapnya.

Saat ini, sambung dia, total keseluruhan kendaraan operasional pengangkut sampah mencapai 156 unit, gabungan dari truk sampah dan motor dengan bak roda tiga. Namun demikian, dengan armada sebanyak itu belum semua sampah harian bisa terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Galuga. Dari rata-rata 143 ton sampah per hari, baru sekitar 30 persen yang bisa diangkut ke Galuga. Maka, penambahan jam operasional tidak bisa ditawar lagi untuk mengatasi peningkatan produksi sampah jelang dan usai Lebaran.

“Makanya jangan heran jika masih melihat ada sampah di pinggir-pinggir jalan. Karena armadanya belum memadai. Untuk sampah harian saja, baru terangkut 30 persen tapi saat Lebaran produksinya nambah 20 persen. Jadi mau tidak mau ada penambahan jam operasional dan penambahan armada di titik yang tinggi timbunan sampahnya,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Bogor Wawan Haikal Kurdi meminta DLH fokus menangani sampah di semua tempat yang ada di wilayah Bumi Tegar Beriman. Karena dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri jangan sampai nanti kemenangan kaum muslim harus dicemari karena banyaknya penumpukan sampah yang ada di wilayah-wilayah. “Iya harus tetap ada yang ditugaskan, tinggal bagaimana pengaturan sistem kerjanya disesuaikan DLH,” kata Wawan.

Politisi Golkar ini hanya menekankan titik fokus yang diberikan untuk menangani sampah adalah di pasar-pasar tradisional. Karena volume keberadaan manusia di sana sudah dimulai sejak pagi hari hingga sore hari. “Bukan hanya pedagang tetap tapi pedagang musiman juga akan banyak. Sampah dari mereka inilah yang harus diawasi agar tidak menumpuk,” tutupnya.

 (rez/b/els/dit)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X