Tren pemudik di Kota Bogor pada Lebaran tahun ini mengalami penurunan. Hal ini terbukti dari sepinya penumpang yang masuk Terminal Baranangsiang pada H-8 Idul Fitri, kemarin. Data Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor pun menyebutkan penurunan pemudik mencapai 11,35 persen.
Kepala Terminal Baranangsiang Iwan Kurniawan mengatakan, dari tahun ke tahun jumlah pemudik yang menggunakan moda transportasi umum khususnya bus memang mengalami penurunan. Hal tersebut lantaran banyak pemudik yang menggunaan kendaraan pribadi untuk pulang ke kampung halamannya. “Untuk tahun sekarang penurunannya mencapai 11,35 persen, bisa sampai ribuan orang penurunannnya,” ujarnya saat dihubungi Metropolitan.
Meski selalu mengalami penuruanan, Iwan mengaku pihaknya selalu menyediakan angkutan untuk mudik masyarakat khususnya bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP). Hal itu karena banyak masyarakat Kota Bogor yang melakukan mudik ke luar provinsi, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah dan Pulau Sumatera. “Kami tetap menyediakan kendaraan mudik meski trennya menurun. Sekitar 200 bus kami siapkan untuk pemudik,” terangnya.
Jumlah armada AKAP, kata dia, tersedia cukup banyak jika dibandingkan dengan bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP). Semua armada yang berstiker angkutan Lebaran sudah laik jalan setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan. “Bus AKDP juga banyak karena tujuan Bandung dan sekitarnya pun cukup banyak,” paparnya.
Sementara itu, Pengamat Transportasi Djoko Setiojowarno menilai Lebaran kali ini banyak pemudik yang beralih menggunakan kendaraan pribadi untuk pulang ke kampung halamannya. Menurut dia, banyak pemudik yang kehilangan kepercayaan dengan moda transportasi umum yang beberapa waktu lalu banyak mengalami kecelakaan. “Mereka banyak yang khawatir jika ada apa-apa dijalanan jika menggunakan bus, karena trauma dengan kecelakaan beberapa waktu lalu,” katanya.
Namun dengan penurunan tersebut bukan berarti pemudik tidak ada yang menggunakan transportasi umum. Menurutnya masih ada beberapa masyarakat yang menggunakan bus, kereta, dan kapal laut untuk mudik. Hal tersebut disesuaikan dengan kemampuan keuangan masyarakat tersebut. “Tetapi lebih banyak yang menggunakan kereta dan kapal laut,” tandasnya.
DILARANG LEWAT JALUR ALTERNATIF CIPAMINGKIS
Robohnya Jembatan Cipamingkis, Jonggol, beberapa waktu lalu, kini berbuntut panjang. Menjelang Hari Lebaran nanti, jembatan yang merupakan salah satu jalur alternatif tembusan Cianjur tersebut tak bisa dilalui para pemudik. Meski masih bisa dilewati kendaraan roda empat kecil, Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bogor melalui Kepala Seksi Pengawasan Sarana Lalu Lintas Irawadi Sukisman mengatakan, jembatan tersebut tak memungkinkan digunakan untuk pemudik. “Itu (Cipamingkis) saya hentikan dulu. Walaupun sekarang masih bisa dilalui kendaraan roda empat, tetapi belum layak untuk dijadikan jalur mudik,” kata Irawadi
Ia menjelaskan, kondisi Jembatan Bailey sebagai penopang Jembatan Cipamingkis yang saat ini hanya bisa dilalui satu kendaraan. Sehingga menjadi salah satu faktor jalur alternatif tidak digunakan sebagai jalur mudik pada Lebaran tahun ini. “Saya tidak menyarankan untuk dilalui sebagai jalur alternatif mudik, memang bisa dilalui roda empat namun saya sendiri tidak merekomendasi itu menjadi jalur alternatif karena memang belum layak dilalui,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Bogor Nurhayanti mengaku terus berupaya untuk mempercepat pembangunan dan perbaikan jalur-jalur alternatif tersebut. Walaupun, tak dipungkiri belum layaknya jalur alternatif itu digunakan sebagai jalur mudik karena ada musibah yang terjadi pada jembatan Cipamingkis. “Tidak apa-apa, karena itu musibah. Kita akan tetap perbaiki,” kata Nurhayanti.
Untuk segi kamanan jalur mudik, mantan sekda Kabupaten Bogor itu akan melakukan rapat koordinasi terlebih dahulu dengan instansi terkait melalui Forum Komunikasi Daerah (Forkominda) pada Selasa (20/6) besok. “Hasilnya tunggu rapat dulu. Kemungkinan kita juga akan melakukan kunjungan dibeberapa titik jalur mudik,” ujarnya.
Terpisah, Wakil Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Bogor Iswahyudi menilai, memang jalur alternatif itu sampai saat ini belum layak untuk dilalui sebagai jalur mudik. Karena, sebagian jalannya masih tanah merah. Sehingga, untuk masyarakat daerah Timur yang ingin berpergian mudik, sebaiknya mencari jalur lain selain jalur alternatif di Cipamingkis. “Diimbau menggunakan jalur lain. Tapi kalau roda empat kebawah tetap maksain lewat jalur itu sebaiknya hati-hati, karena beberapa waktu lalu ada mobil yang tergelincir disana,” tutupnya.
(mam/rez/c/els)