METROPOLITAN – SEBANYAK 450 anggota pasukan Yonif 315 Garuda tinggal menunggu waktu diberangkatkan ke daerah perbatasan. Jika tidak ada perubahan, keberangkatan Yonif 315 Garuda ke daerah perbatasan Papua dan Papua Nugini akan dilakukan akhir bulan ini.
Komandan Korem 061/Suryakancana Kolonel Inf Mirza Agus, mengatakan, tahapan persiapan sudah dirampungkan, mulai dari Februari hingga 9 November diperiksa langsung oleh Asisten Operasi Panglima TNI juga Staff Mabes TNI. “Hasil pengecekan terakhir, Yonif 315 Garuda siap untuk ditugaskan ke daerah perbatasan,” katanya usai acara Silaturahmi Pangdam III/SLW, Mayjen TNI M. Herindra di Korem 061/Suryakancana, kemarin.
Penugasan tersebut, lanjut Mirza, meliputi kesiapan materi, personel dan kesiapan perlengkapan lain seperti latihan yang telah dilakukan, hingga seluruhnya dicek dan dinyatakan siap. ”Dengan pernyataan kesiapan itu, artinya kami tinggal menunggu waktu pemberangkatan Yonif 315 Garuda. Jumlahnya ada 450 orang, 75 persen anggota organik dari Yonif 315, dan 25 persen dari jajaran Kodam 3 Siliwangi,” sambungnya.
Kemudian, jelas Mirza, penugasan itu akan memakan waktu sekitar sembiulan bulan untuk menggantikan pasukan dari 503 Kostrad. Dari segi kompetensi, Mirza menyatakan semuanya sudah siap. ”Targetnya, dari patok perbatasan masih ada dua yang belum clear. Harapannya, dengan keberadaan Yonif 315 Garuda ini bisa menyosialisasikan sampai dua patok itu bisa clear. Selain, tidak ada patok-patok yang hilang atau bergeser,” bebernya.
Danyonif 315/Grd Letkol Inf Rendra Dwi Ardhani menambahkan, setelah diperiksa kesiapan operasi dari tingkat Kodam, tingkat angkatan darat juga tingkat Mabes TNI, Batalyon Satgas Yonif 315 Garuda dinyatakan siap berangkat, di minggu keempat November ini bersama Batalyon Yonif 323 raider dan 500 raider dari Brawijaya. ”Untuk kemampuan dari bidang secara hukum, tempur, sosial budaya, baik antropologi, demografi masyarakat setempat sudah dibukakan, termasuk mengatasi permasalahan baik dari eksternal maupun internal, sehingga kami dinyatakan siap,” tuturnya.
Rendra menambahkan, didalamnya termasuk mengantisipasi gerakan-gerakan separatis dengan bekal kemampuan tempur. “Sudah dilatih, bagaimana cara mengatasi kesulitan di sana. Selain fungsi tempur, juga dibekali kemampuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, terutama di perbatasan. Serta, dibekali kemampuan mengajar di sekolah-sekolah, yang bekerjasama dengan Dinas Pendidkan (Disdik) Kota Bogor,” tuntasnya.
(ryn/b/els)