METROPOLITAN - Masih ada 1.307 lagi data penduduk Kota Bogor yang belum KTP elektroniknya hingga kini tak kunjung dicetak. Sejauh ini, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bogor telah mencetak 29.880 KTP-el pada medio 7-14 November.
Kabid Penyajian Informasi Administrasi Kependudukan dan Pemanfaatan Data Disdukcapil Kota Bogor Ari Setyaningsih mengatakan, secara keseluruhan penduduk Kota Bogor yang wajib ber-KTP mencapai 736.180 jiwa, 659.125 diantara sudah melakukan perekaman. Namun, masyarakat baru akan menerima fisik KTP-el pasca Pemkot Bogor menerima 60 ribu blanko KTP-el dari Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil).
”Sisa 18.408 itu belum melakukan perekaman data. Hal ini penting kaitannya dengan penggunaan hak suara dalam Pilkada Serentak 2018,” katanya kepada Metropolitan, kemarin.
Data yang telah dicetak, sambung Ari merupakan warga yang telah melakukan perekaman hingga akhir 2016. Sementara mereka yang baru merekam mulai 2017 ini, masih harus menunggu penunggalan data di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), sebelum diubah statusnya menjadi siap cetak atau disebut Print Read Record (PRR).
”Harus menunggu PRR dari pusat karena nanti jika asal cetak saja, dikhawatirkan terkendala saat pengurusan hal lain seperti SIM atau BPJS. Kalau ternyata masih ganda, ya tidak bisa. Tapi, untuk yang dicetak baru-baru ini dipastikan sudah tunggal datanya,” tuturnya.
Sementara itu, Kasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) Disdukcapil Kota Bogor Mugi Lastono mengaku untuk mengejar target pencetakan 60 ribu blanko KTP-el selama dua pekan, dia mengerahkan lima orang di bagian pencetakan dan dibagi dalam dua shift untuk 24 jam non stop.
”Ada lima orang bagian pencetakan KTP-el. Dibagi dua shift mulai Pukul 08.00-20.00 WIN dan pukul 20.00-08.00 WIB, Sabtu dan Minggu juga masuk,” ujar Mugi.
Ia menambahkan, data yang siap cetak mencapai 31.187, sementara yang sedang dalam penunggalan di pemerintah pusat sekitar 22 ribu data dan sedang dalam pengiriman ke pusat sekitar 8.000.
”Yang 8.000 itu data bio-capture dan baru dikirim ke pusat, kemudian nanti akan diolah lagi untuk penunggalan data nanti baru dikembalikan ke kami untuk dicetak,” ungkapnya.
Dalam sehari, sambungnya, Disdukcapil mampu mencetak lebih dari 4.000 keping KTP-el dengan enam mesin cetak. ”Kendalanya paling jaringan yang kadang lambat, menunggu konfirmasi database dari puat dan tintanya. Tapi semua bisa diatasi,” pungkasnya.
(ryn/b/yok)