Senin, 22 Desember 2025

Kerja Dibagi Dua Sif, Sabtu-Minggu Tetap Masuk

- Jumat, 17 November 2017 | 08:46 WIB

-

METROPOLITAN –  Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bogor terus menggeber proses pencetakan KTP-elektronik. Namun di balik proses pencetakan KTP-el yang ditargetkan rampung hingga 2 minggu itu, ada sosok petugas bagian pencetakan yang bekerja hingga 24 jam dibagi dalam dua sif, yakni pagi dan malam hari.

Kepala Seksi Sistem Infor­masi Administasi Kependudu­kan (SIAK) Disdukcapil Kota Bogor Mugi Lastono yang juga salah satu petugas bagian pen­cetakan saat ditemui diruang kerjanya, Selasa (14/11/2017) menceritakan kesehariannya yang harus standby mencetak KTP-el dibantu stafnya Cecep Supriadi dan 3 petugas Non PNS Parwis Nasution, Imam Teguh, Fajarudin. “Jadi ada 5 orang bagian pencetakan KTP-el yang dibagi dua shift, dari jam 08.00 WIB - 20.00 WIB dan jam 20.00 WIB - 08.00 WIB termasuk hari Sabtu dan Minggu masuk, satu orang dituntut untuk mengerjakan banyak pekerjaan dan aplikasi. Sebenarnya kami kekurangan personil tetapi ka­rena anggarannya tidak ada jadi memaksimalkan yang ada dan tidak ada anggaran tam­bahan khusus,” katanya.

Untuk mengatur waktu dengan keluarganya Mugi mengaku sudah memberikan pengertian kepada keluarganya karena ini sudah menjadi konsekuensi dan tanggung jawabnya be­kerja di bagian pelayanan Dis­dukcapil Kota Bogor. “Jadi untuk waktu bersama keluarga sebisa mungkin kalau ada waktu luang saja, mereka juga sudah mengerti pekerjaan saya,” tutur Mugi yang belum lama ini dipromosikan sebagai Kasi SIAK Disdukcapil Kota Bogor.

Ia menyebut, di Kota Bogor ada kurang-lebih 31.000 war­ga yang sudah masuk dalam Print Ready Record (PRR) atau siap cetak, Sent For Enrolment 22.000 warga atau datanya sedang dalam proses ke pusat dan Bio Capture 8.000 warga atau baru melakukan pereka­man. “Untuk data Bio Cap­ture ini kami kirim ke pemerin­tah pusat, kemudian dipusat akan diolah terlebih dahulu dan dilakukan penunggalan data. Jadi semuanya kurang lebih ada 61.000 KTP-el warga yang harus dicetak,” terangnya.

Dalam sehari, pihaknya mam­pu mencetak lebih dari 4.000 KTP-el dengan menggunakan enam mesin cetak. Awalnya sesuai sistem dari pusat setiap mesin cetak hanya mampu mencetak hingga puluhan KTP-el saja, namun setelah sistemnya dikembangkan dalam satu klik saja mampu mencetak ratusan KTP-el termasuk penggunaan mesin chip-nya lebih banyak sehingga prosesnya lebih cepat. “Secara garis besar kendala pencetakan KTP-el seperti delay-nya jaringan, menunggu kon­firmasi database dari pusat dan tintanya. Tapi semuanya sudah diantisipasi,” ujar Mugi.

Mugi menerangkan, apa­bila proses pencetakan sele­sai KTP-el selanjutnya akan didistribusikan ke Kecamatan kemudian dari Kecamatan selanjutnya didistribusikan ke Kelurahan dan aparat Ke­lurahan yang membagikan langsung kepada warga.

Sementara itu, petugas pen­cetakan KTP-el lainnya Cecep Supriadi mengaku tertantang dengan tugas yang diembannya sebagai pelayan masyarakat, apalagi saat ini kebutuhan blanko KTP-el sudah dipenuhi pemerintah pusat. “Alhamdulil­lah saya diberikan kepercayaan disini, meskipun saat ini tidak bisa pulang ke rumah sesuai dengan jam kerja, tapi ini sudah menjadi kewajiban saya,” kata­nya.

Cecep juga bercerita, pega­wainya harus ekstra sabar menghadapi warga karena setiap hari mendengar keluhan masyarakat yang kesal. Hal itu menjadi rutinitas. Namun ia juga memaklumi, reaksi warga tersebut sebagai eks­presi wajar karena ketidakta­huan tentang sistem atau mendapat informasi simpang siur mengenai KTP-el, semen­tara itu mereka sudah ingin memiliki KTP-el.

(*/els)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X