Senin, 22 Desember 2025

Lubang Menganga juga Bahayakan Pengendara Jalan

- Sabtu, 18 November 2017 | 08:32 WIB

-

METROPOLITAN Pengecoran jalan di sepanjang Empang hingga Pancasan yang sudah selesai dilaksanakan me­nyisakan sejumlah permasalahan. Selain terjadi kerusakan dan keretakan pada hasil beton di sejumlah titik, ada pula hasil pengecoran yang tidak diselesaikan. Salah satunya lubang saluran drainase yang dibiarkan begitu saja oleh kontrak­tor pelaksana.

Seperti di kawasan Cibalagung, Jalan Aria Suryalaga, terdapat lubang menganga tanpa ditutupi apa pun, sehingga mem­bahayakan para pengendara. Bahkan, sudah ada pengendara yang menga­lami kecelakaan akibat lubang tersebut.“Saya aneh saja, kenapa lubang-lubang itu tidak dibereskan. Bukan hanya mengancam pengendara, pejalan kaki juga bisa terperosok ke lubang itu," ungkap warga Cibalagung Yadi, kemarin.

Warga pun meminta peker­jaan betonisasi diselesaikan dengan rapi agar tak memba­hayakan pengendara dan masyarakat. "Ya harus dirapikan supaya tidak ada korban lagi," ujarnya.

Sementara itu, anggota DPRD Kota Bogor Ardiansyah mene­gaskan, kontraktor pelaksana harus segera memperbaiki beton-beton yang rusak itu. Ada sejumlah titik lokasi hasil beton yang mengalami kerusa­kan parah. Sehingga bukan hanya ditambal menggunakan aspal, tapi harus dibongkar dan dibeton ulang. "Bisa dilihat sendiri hasil pekerjaan beto­nisasi jalan itu sangat buruk. Pihak kontraktor harus segera membongkar dan membeton kembali beton yang rusak ru­sak," tegasnya.

Komisi C juga segera memang­gil pengusaha dan Dinas PUPR terkait pembangunan beton. "Kita akan panggil pengusaha dan Dinas PUPR, karena pe­kerjaan rigid beton itu sangat mengecewakan. Kita akan minta penjelasan mereka ten­tang persoalan itu," tandasnya.

Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya angkat bi­cara terkait proyek rigid (peng­ecoran) beton di sepanjang jalan Empang-Pancasan-Pasir Kuda, di mana hasilnya men­urut Komisi C DPRD Kota Bogor tidak sesuai bahkan mengecewakan, karena belum lama dibangun sudah terjadi kerusakan di sejumlah titik.

“Saya sudah perintahkan kepala Dinas PUPR Kota Bogor agar pelaksana (kontraktor, red) bertanggung jawab. Harus dibongkar segera titik yang rusaknya untuk diperbaiki. Ada laporan masuk, jadi setelah dibangun langsung digunakan pengguna jalan jadi cepat ru­sak,” ungkapnya.

Bima menuturkan, pembong­karan kurang lebih harus dila­kukan sepanjang 40 meter. “Jalan beton itu seharusnya digunakan setelah tujuh hari. Namun kabarnya baru tiga hari sudah dibuka karena ada iring-iringan kendaraan yang melalui jalur itu,” kata Bima tanpa merinci iring-iringan

Hal ini menjadi ramai sete­lah Komisi C DPRD Kota Bo­gor melakukan inspeksi men­dadak (sidak) ke lokasi proy­ek. Ketua Komisi C DPRD Kota Bogor Lania Sari mene­gaskan, proyek rigid beton di sepanjang jalan Empang- Pancasan-Pasirkuda yang menelan biaya miliaran ter­sebut hasilnya tak sesuai dengan harapan. Di beberapa titik terdapat coran beton yang rusak (retak) bahkan ada yang mengalami penurunan keting­gian.

“Kami mengecek langsung ke lokasi pekerjaan, di sana kami menemukan rigid beton yang rusak bahkan coran tu­run sehingga tingginya ber­beda. Padahal sejak awal kami sudah mengingatkan agar pekerjaan rigid beton ini dikerjakan dengan kualitas yang baik sehingga hasilnya sesuai. Kalau melihat hasil seperti ini, jelas mengecewakan. Kami kecewa,” kata Lania dia­mini anggota Komisi C lainnya, Yus Ruswandi, Mahpudi Ismail.

(ryn/a/els/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X