METROPOLITAN – Wakil Wali Kota Bogor Usmar Hariman memprediksi Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (Silpa) 2017 Kota Bogor naik 20 persen dibandingkan 2016. Sebab, ada beberapa proyek dengan anggaran besar yang gagal terlaksana tahun ini. “Silpa negatif bakal mendominasi Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) kepada DPRD usai tahun anggaran. Soal SILPA sangat tinggi karena ada beberapa pekerjaan fisik yang tidak terserap karena gagal lelang seperti di RSUD Kota Bogor dan Masjid Agung,” katanya, kemarin.
Pria 54 tahun ini memaparkan, akan jadi masalah di kemudian hari bila dipaksakan untuk diserap, Pasalnya, SKPD baru memasukkan berkas lelang pada tengah tahun anggaran, sehingga saat dilakukan lelang ulang, waktu yang tersisa tidak mencukupi. ”Sebagian besar, memasukkan berkas lelangnya itu lambat. Jadi, saat terjadi gagal lelang, ya tidak bisa dilelang ulang. Kami ingin mendapatkan penyedia jasa yang benar-benar bagus. Bukan asal terserap atau dikerjakan saja,” ungkapnya.
Ke depannya, Usmar menginginkan pekerjaan-pekerjaan di tahun 2018 direncanakan dengan maksimal, agar bisa menekan SILPA. ”Kalau SILPA hasil efisiensi lelang, ya oke lah. Tapi kalau tidak terserap, itu yang masalah. Apalagi kalau anggaran berasal dari pusat, bisa-bisa kita tidak diberi lagi. Misalnya, Pembangunan Tahap Kedua 300 ruang inap kelas tiga RSUD Kota Bogor, nilainya Rp72,2 miliar, Masjid Agung Rp48,8 miliar. Keduanya saja sudah Rp121 miliar. Belum yang lainnya. Ini harus jadi evaluasi besar supaya pekerjaan fisik terserap maksimal,” tandasnya.
Pada 2016, Pemkot Bogor mencatat SILPA sebesar Rp309,4 miliar dari total belanja daerah Rp2,4 triliun. Jika diprediksi naik 20 persen, maka SILPA 2017 yaitu sekitar Rp360 miliar atau sekitar 15 persen dari total APBD 2017, Rp2,4 triliun. Secara keseluruhan, terdapat 7 paket senilai Rp 125,1 miliar yang mengalami gagal lelang. Yakni pembangunan tahap kedua 300 ruang inap kelas tiga RSUD Rp72,2 miliar, revitalisasi SDN Cibeureum 2 Rp1 miliar, Pemasangan Pagar Seputar Kebun Raya Bogor Rp702,7 juta, Pemagaran Gedung Utara Shelter TK Motekar Rp600 juta, Pembangunan Septic Tank Individu Rp772 juta, Optimalisasi Infrastruktur Air Minum di Kecamatan Tanah Sareal dan Bogor Utara Rp429 juta dan Pembangunan Masjid Agung Bogor Rp48,8 miliar. Dengan total gagal lelang senilai Rp125,1 miliar.
Sementara Kepala Subbagian Pengadaan Barang Setda Kota Bogor Aryamehr Khomsa menyatakan, tahun ini, pemkot memiliki 200 paket pekerjaan yang dilelang dengan nilai total Rp287,8 miliar, dengan target efisiensi sepuluh persendari total keseluruhan anggaran. Dia menambahkan, paket-paket pekerjaan dinyatakan gagal lelang karena tidak lolos pada tahap evaluasi teknis. ”Karena kami sebagai Penyelenggara lelang juga. Harus hati-hati. Kalau memang tidak layak ya tidak dimenangkan,” pungkasnya.
(ryn/b/els)