PERUSAHAAN Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan terus meningkatkan pelayanan kepada para pelanggan di Kota Bogor. Dari catatan PDAM, baru sekitar 88 persen warga Kota Hujan yang menjadi pelanggan dan menyisakan 26 ribu yang masih belum terjaring. PDAM Tirta Pakuan pun menggelar program open table, di Kelurahan Balumbangjaya Kecamatan Bogor Barat, kemarin.
Laporan: Ryan Muttaqien
DIREKTUR Teknik PDAM Tirta Pakuan Syaban Maulana menerangkan, open table ini jadi agenda marketing PDAM untuk menjaring Sambungan Rumah (SR) baru. Menurutnya, sebelum di Balumbangjaya, program Open Table ini sudah lakukan di Kelurahan Sindangsari Kecamatan Bogor Selatan, beberapa waktu lalu. “Ada 100 pelanggan pertama di kelurahan ini (Balumbangjaya, red) langsung terjaring. Selain langsung pasang di tempat, pada program ini juga mereka bisa mencicil biaya pendaftaran dan pemasangan sebesar Rp1,4 juta, sebanyak sepuluh kali. Semua akan langsung dikerjakan hari ini (kemarin, red), dan mudah-mudahan dalam waktu dua hari sudah rampung semua,” katanya saat ditemui Metropolitan, kemarin.
Syaban melanjutkan, program ini juga untuk mendekatkan dan memudahkan pelayanan kepada masyarakat. “Jadi masyarakat tidak perlu datang ke kantor. Ini kan bagian dari mendekatkan dan memaksimalkan pelayanan. Di Balumbangjaya ini, tepatnya di RW 11 dan 12, yang sudah daftar 70, sementara potensi rumahnya sekitar 450. Nah sekarang tinggal bagaimana kemampuan pelanggan yang mau pasang pelayanan. Kan sudah berusaha masang pipanya disini, dan membuka cicilan, berharap masyarakat mau menjadi pelanggan PDAM,” tandasnya.
Bertambahnya jumlah pelanggan, sambung Syaban, tidak membuat beban aliran air semakin berat, karena akan terbantu dengan optimalisasi Instalasi Pengolahan Air (IPA) Dekeng yang saat ini sedang berjalan, dan akan menambah kapasitas hingga 300 liter per detik. ”Mudah-mudahan Februari nanti sudah jalan. Dengan kekuatan 2200 yang ada sekarang selalu ada masalah, padahal Bogor kota hujan, tapi air selalu susah, karena kita ini pengolahan, kalau banyak lumpur banyak sampah, debit ikut berkurang. Program Open Table ini juga, warga jadi tahu perihal optimalisasi IPA Dekeng, bagaimana cara kerja, dan bagaimana proses air bisa sampai kerumah,” tutupnya. (ryn/b/els)