Senin, 22 Desember 2025

Pengamat dan Sopir Angkot Dukung Jalur Khusus TPK

- Selasa, 9 Januari 2018 | 08:34 WIB

-

METROPOLITAN – Rencana pembuatan jalur jalur khusus untuk bus Transpakuan Koridor (TPK) didukung Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno. Menurut dia, pembuatan jalur khusus berwarna merah tersebut dinilai tepat untuk menunjang jalannya bus yang digadang-gadang bisa memperbaiki sistem transportasi umum Kota Bogor tersebut. "Memang harusnya seperti itu, diawali rerouting menuju konversi angkutam umum massal, harus didukung dengan sarpras (sarana prasarana) yang baik, sehingga memudahkan sopir maupun pengguna, begitu pula dengan pengendara lain di jalan,” katanya kepada Metropolitan, kemarin.

Selain itu, sambung Djoko, pembuatan jalur khusus akan membuat laju angkutan TPK akan lebih lancar dan tepat waktu. Menurutnya, hal ini membantu kesuksesan program rerouting dan konversi angkot. “Kan itu tujuannya, supaya lebih cepat, lebih lancar, dengan adanya jalur khusus, jalur sendiri, lebih baik lah. Punya bus line sendiri, sehingga lebih lancar, kan supaya tepat waktu," ujarnya.

Namun, Djoko mengingatkan program ini harus dikerjakan dengan serius. Sebab, kebijakan ini juga punya dampak signifikan di lapangan, salah satunya resiko jalan menjadi lebih sempit. “Asal serius, berkesinambungan, komitmen juga. Bisa ditiru kebijakan di Jawa Tengah, operatornya dari pengusaha yang lama, mereka yang adakan kendaraan bus-nya, nah pemerintah yang beri subsidi. Koordinasinya harus kuat,” katanya.

Soal jalan yang menyempit, kata dia, tidak masalah. Aasal frekuensi angkutan umumnya jelas, misal tiap 10-15 menit dan jangkau hingga kawasan pemukiman. Sementara itu, seorang sopir angkot Nurdin (26) menerangkan, pembuatan jalur khusus ini memang bakal menunjang kelancaran laju kendaraan nantinya, karena ada jalur sendiri sehingga bisa lebih tepat waktu. “Kan punya jalur sendiri, harusnya lebih lancar dan pulang pergi tepat waktu,” ujarnya.

Sopir angkot 03 ini mengaku jalur khusus ini harus punya sistem yang baik dan petugas yang nantinya mengatur jalannya kendaraan di lintasan tersebut. "Lebar jalan kan tidak berubah, kalau ada jalur khusus, kan jadi lebih sempit kang jalannya. Bagusnya jangan pakai median jalan. Supaya tetap bisa dilalui kendaraan lain, kalau nggak, yang ada malah jadi macet," ucapnya.

Sebelumnya, Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor Theofilio Patrocinio Freitas mengatakan, Dishub Kota Bogor akan membuat jalur khusus untuk bus yang nantinya akan mengisi rute-rute TPK demi memudahkan dan melancarkan layanan angkutan umum masal yang bebas hambatan. “Fasilitas ini disiapkan untuk mendukung kebijakan konversi angkot ke bus sedang, angkutan masal. Nah Dishub terlebih dulu membuat jalur khusus untuk bus, yakni jalur berwarna merah, mirip-mirip jalur busway lah. Di koridor utama yang dilalui TPK angkutan masal. Konsepnya ya seperti jalur sepeda di Sistem Satu Arah (SSA), tetapi lebih lebar, sesuai ukuran bus nanti.” katanya kepada Metropolitan.

Theo menambahkan, hingga kini pelaksanaan pembuatan jalur 'karpet merah' masih terkendala anggaran APBD 2018 yang belum ditetapkan. Setelah anggaran ditetapkan, baru bisa bicara banyak soal masalah teknis. “Tetap akan di tahun ini kok. Hanya saja perlu menunggu sampai ditetapkan anggarannya dulu. Jumlahnya berapa, cukup untuk dimana saja, ya bisa dibilang setelah selesai ditetapkan anggaran barulah bicara persiapan rencana teknisnya,” ungkapnya. (ryn/b/els)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X