METROPOLITAN - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akan membangun sistem Penerangan Jalan Umum (PJU) berteknologi tinggi atau dikenal dengan nama Smart Street Lighting. Program ini hasil kerja sama dengan Pemerintah Prancis melalui Agence Française de Développement (AFD).
Kini, tindak lanjut program penerangan pintar ini sudah sampai tahap technical assistance, atau kajian yang dilakukan AFD.
Kepala Seksi Pembangunan PJU dan Dekorasi Disperumkim Kota Bogor, Feby Darmawan menjelaskan, dokumen laporan final diperkirakan akan rampung Februari. Setelah itu, baru bisa ditentukan tindak lanjutnya. “Perkiraan sih, selain di jalan-jalan protokol, teknologi ini akan diterapkan di pemukiman, jumlahnya kurang lebih ada 16 ribu titik lampu, bakal tersebar di se-Kota Bogor,” katanya.
Feby menambahkan, nantinya lampu jalan bisa dikontrol melalui aplikasi, yang tersambung dengan jaringan internet, baik untuk menyalakan, mematikan atau sekadar meredupkan cahaya. “Semua dilakukan secara praktis. Teknologi ini sudah diterapkan di kota besar lain seperti, Jakarta dan Surabaya,” ujarnya.
Tidak sekadar terintegrasi dengan komputer, teknologi Smart Street Light juga akan mengganti lampu konvensional dengan lampu LED yang memiliki watt lebih rendah. Kata Feby, tingkat Efisiensi bukan dilihat dari anggaran operasional, tetapi dari pembayaran rekening listrik PJU yang akan lebih hemat. “Saat ini, lampu dengan teknologi tinggi ini sudah diuji coba di Jalan Pajajaran, mulai dari Terminal Baranangsiang, hingga mal Lippo Ekalokasari, semua ada di median jalan,” imbuhnya.
Soal pembiayaan, sambungnya, Feby mengatakan, Pemkot Bogor kini tengah mencari skema dan opsi yang bisa dilakukan, termasuk di antaranya Private Public Partnership (PPP) dengan jangka waktu beberapa tahun atau skema lain. “Keputusan baru diambil usai ada laporan akhir,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperumkim) Kota Bogor Boris Derurasman mengatakan, program Smart Street Lighting akan berperan penting dalam efisiensi dan efektivitas, terutama dari segi sumber daya manusia. “Selama ini, petugas kan harus ke lapangan dulu untuk mengecek kondisi lampu, sekarang bisa jarak jauh,” ujarnya ketika ditemui Metropolitan di kantornya, kemarin (18/1).
Boris menerangkan, teknologi ini membuat petugas bisa mengetahui lokasi dan kondisi tiap penerangan jalan, yang sudah terintegrasi ke komputer di Disperumkim. Maka, petugas bisa hemat tenaga dan waktu. “Di sisi lain, Diseperumkim bisa mendapatkan data yang lebih komprehensif terkait penerangan di Kota Hujan,” paparnya.
Untuk tahap pertama, dia menargetkan lampu berteknologi tinggi ini akan ditempatkan di seputaran Kebun Raya Bogor (KRB), yang sudah menjadi ikon Kota Bogor. “Posisinya kan dekat dengan Istana Bogor, yang pastinya jadi perhatian nasional dan internasional,” pungkasnya.
(ryn/b/els)