Irfan menambahkan, kawasan Tajur memang jadi 'primadona' untuk pertokoan sebagai ladang bisnis. Akibat dengan banyaknya pusat belanja, wilayah tersebut jadi semakin padat dan krodit. “Apalagi jalan nasional, sudah padat. jika hari libur, arus lalu lintas lumpuh. Pemkot Bogor melalui dinas terkait melakukan kajian ulang, sebab pembangunan Transmart akan merugikan masyarakat," tandasnya.
Terpisah, Plt Wali Kota Usmar Hariman secara pribadi mengaku, tidak setuju dengan pembangunan Transmart di kawasan Tajur. Pasalnya, bisa berdampak pada peningkatan bangkitan lalu lintas di daerah tersebut, dimana sudah banyak berdiri pusat perbelanjaan lainnya. "Analisis lalu lintasnya kemungkinan akan krodit. Tolak sajalah, kalau saya sih tak setuju. Apalagi di daerah itu banyak tempat komersil, salah satunya Lippo Plaza. Ya, tapi semuanya tergantung dari hasil analisisnya," katanya kepada Metropolitan saat ditemui di DPRD Kota Bogor.
Usmar menambahkan, hingga kini belum mengetahui perkembangan dan prosesnya pada pembangunan proyek tersebut. Dirinya menilai, perlu melihat kesesuaian proyek dengan peruntukan kawasan tersebut. “Harus dilihat dulu RTRW-nya, kalau lihat bangunan lain, seperti Lippo Plaza, disebrangnya, ya kawasan jasa ya,” tandasnya.
Apabila nantinya kajian Amdal Lalin dinyatakan tidak bisa, lanjut Usmar, maka pembangunan Transmart jangan dipaksakan, lantaran kajian tersebut jadi syarat diterbitkannya IPPT. "Memang kalau dalih keberadaan Transmart di daerah itu untuk persaingan usaha, ya sah-sah saja," ungkapnya.
(ryn)