Senin, 22 Desember 2025

Transmart Gunduli Kawasan Yasmin

- Rabu, 25 April 2018 | 09:25 WIB

-

Sekitar 18 pohon di sepanjang Jalan KH Abdullah bin Nuh, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor ditebang, kemarin. Penebangan itu atas permintaan pengelola Transmart Yasmin lantaran keberadaan pohon menganggu pembangunan pusat perbelanjaan modern tersebut. Jalan protokol itu pun kini tampak gundul dan bertentangan dengan konsep Kota Bogor sebagai Green City.

Penebangan pohon dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperumkim) Kota Bogor sekitar pukul 09:00 WIB. Rencananya, lahan bekas pohon-pohon tersebut masuk dalam bagian rencana pembangunan celukan untuk bus premium Jabodetabek di kawasan tersebut.

Kepala Bidang Pertamanan Disperumkim Kota Bogor Agus Gunawan berkilah, pihaknya bukan menebang pohon-pohon tersebut, melainkan mem-boling atau memindahkan pohon ke tempat lain, yakni ke wilayah Jalan Ciremai dekat Taman Kencana. Pohon-pohon tersebut dilakukan pemulihan dan pembibitan ulang ke Ciremai, jadi pohon-pohon itu akan tetap hidup. Sebab pohon biasanya stres manakala dipindahkan. “Awalnya, pihak Transmart mengajukan penebangan 28 pohon, pada 3 April lalu, kami tindak lanjuti dengan melakukan survei ke lapangan. Setelah melakukan survei, Disperumkim mengizinkan penebangan 18 pohon saja. Sebab, melihat siteplan, ternyata butuh celukan untuk mobilitas bus premium Jabodetabek yang rencananya akan masuk diwilayah itu,” katanya saat ditemui di Kantor Disperumkim, Jalan Pengadilan, kemarin.

Sebagai kompensasi, lanjut Agus, pihak Transmart akan menanam sejumlah 1160 bibit pohon di beberapa titik se-Kota Bogor dan di jalur hijau Transmart Yasmin. Dengan jenis pohon yang sama dengan belasan pohon yang ditebang, yakni jenis pohon Beringin, Kenari, Mahoni dan Bintaro. “Janjinya nanti diberikan pas launching, saat ini belum,” imbuhnya.

Menanggapi hal itu, Wakil Ketua DPRD Kota Bogor Heri Cahyono menyayangkan adanya penebangan pohon dari area pembangunan Transmart itu. Seharusnya, tiap titik di sepanjang jalan tersebut tetap hijau dan merawat pohon-pohon yang sudah ada. “Harusnya sepanjang jalan tersebut rindang, banyak pohon. Menanam, merawat pohon hingga besar itu sulit loh, bukan malah ditebangi. Katanya Green City, tetapi kok malah nebang pohon?” ucapnya saat ditemui Metropolitan di kantor DPRD Kota Bogor, kemarin.

Pria yang juga pegiat Gerakan Tanam Pohon (GTP) ini menegaskan, kalau perlu Pemkot Bogor harus bisa memaksa pengembang untuk mempertahankan tempat itu jadi zona hijau, bukan malah mengizinkan dilakukan penebangan. Pihaknya pun berniat memanggil pihak terkait untuk menjelaskan persoalan penebangan pohon di sekitar Transmart tersebut. “Paksa dong, jangan malah begitu saja diizinkan. Konsekuensi menebang pohon itu besar, tidak sembarangan. Ini persoalan,” ujarnya.

Saat Metropolitan mendatangi lokasi Transmart Yasmin, tidak ada pihak yang bisa ditemui. Hingga berita ini diturunkan, pihak Transmart belum memberikan konfirmasi.

Tak hanya di Yasmin, persoalan pembangunan pusat perbelanjaan Transmart di Jalan Tajur, Kelurahan Pakuan, Kecamatan Bogor Selatan juga belum usai. Pengamat Tata Kota dan Transportasi Budi Arif menuturkan, keberadaan mal milik taipan Chairul Tanjung berpotensi membuat kawasan Tajur semakin kordit. “Antisipasinya, pemerintah harus bisa mengedukasi warga untuk tidak menggunakan pribadi, dengan mengoptimalkan Bus Transpakuan misalnya,” katanya kepada wartawan, beberapa waktu lalu.

Dosen Universitas Pakuan ini juga meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mengevaluasi tata ruang di kawasan Tajur, serta tidak mengobral perizinan untuk kawasan komersil di area tersebut. “Sebab, bangkitan lalu lintas yang ditimbulkan akan semakin parah. Kegiatan komersil bikin daerah itu padat, terlebih pagi dan sore hari,” terangnya.

Budi melanjutkan, pembangunan Transmart Tajur juga bisa 'memaksa' pemkot agar segera merampungkan pembanguan jalur Regional Ring Road (R3) untuk mengurangi beban bangkitan lalu lintas di jalan utama menuju Puncak, Cianjur dan Sukabumi tersebut. Belum lagi, kata Budi, kenaikan tarif tol Ciawi ke pintu tol Bogor yang sekarang Rp6.500, dari sebelumnya Rp1.000. Otomatis, makin banyak warga lewat Tajur.

Bisa terbayangkan betapa kroditnya Tajur bila ditambah banyak mal. Kalau pemkot tidak punya solusi, lalu lintas Tajur bakal makin krodit. Bisa – bisa jarak yang seharusnya ditempuh dalam waktu 15 menit, bisa jadi satu hingga satu setengah jam,” tuntasnya.

(ryn/c/els)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X