Senin, 22 Desember 2025

Setahun Sekali Gunung Salak Gempa

- Jumat, 4 Mei 2018 | 09:13 WIB

-

Gempa tektonik 3,3 skala ritcher di Gunung Salak pada Selasa (2/5) membuat warga Kota dan Kabupaten Bogor ketakutan. Padahal sebenarnya sejak tiga tahun terakhir gempa selalu terjadi meskipun getarannya rendah. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta warga tetap waspada meski belum mencatat adanya gempa susulan.

Dari catatan dampak gempa yang digambarkan peta tingkat guncangan atau shakemap menunjukkan berupa guncangan lemah. Meski begitu, ada kekhawatiran munculnya gempa susulan. "Potensi selalu ada, tetapi tidak bisa diprediksi. Kami masih berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Bogor dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk terus memantau kondisi Gunung Salak pascagempa lalu. Yang terdampak langsung mungkin Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor ya, yang memang wilayahnya langsung," kata Kepala Seksi (Kasie) Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Bogor, Budi Hendrawan saat ditemui Metropolitan dikantornya, kemarin.

Walaupun begitu, pihaknya mengimbau warga Kota Bogor agar selalu waspada akan segala kemungkinan yang terjadi. Sebab, jarak dengan Kota Hujan pun tidak jauh, hanya sekitar 42 kilometer. “Besok (hari ini, red) juga ada agenda dengan BPBD Kabupaten Bogor dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), salah satunya membahas kemungkinan aftershock gempa Gunung Salak. Sejauh ini, belum ada informasi pasti, namun tetap waspada,” ucapnya.

Sebelumnya, gempa bumi berkekuatan 3,3 SR mengguncang wilayah sekitar Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat. Banyak warga merasakan guncangan gempa ini. Hasil analisa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa terjadi pukul 18:11:16 WIB, Rabu (2/5). Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono mengatakan, gempa terjadi di koordinat episenter pada 6,80 Lintang Selatan dan 106,68 Bujur Timur, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 27 km arah barat daya Kota Bogor, Jawa Barat, pada kedalaman 14 kilometer. "Dampak gempabumi yang digambarkan oleh Peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG menunjukkan bahwa guncangan dirasakan disekitar Gunung Salak, Bogor dalam skala intensitas II MMI. Banyak warga sekitar Gunung Salak yang merasakan guncangan gempa ini," kata Daryono. Menurut Daryono, ini merupakan gempa dangkal akibat sesar lokal jika ditinjau dari hiposenternya. Sementara jika ditinjau dari episenternya, gempa berada di zona Sesar Citarik. "Hingga saat ini, Hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock)," imbuh Daryono.

Dua tahun terakhir, Gunung Salak juga diguncang gempa. Pada 7 September 2016, kekuatan gempa 3,5 SR dan terjadi sekitar pukul 13:07 WIB. Saat itu, pusat gempa berada di darat 26 km barat daya Bogor. Tahun berikutnya atau pada 31 Juli 2017, kekuatan gempa 3,3 SR terjadi sekitar pukul 11:38 WIB di koordinat 6.81 LS dan 106.61 BT atau tepatnya di darat pada jarak 28 KM Barat Daya Kabupaten Bogor pada kedalaman 10 KM.

DIANGGAP HOAKS

Banyak warga Kabupaten Bogor yang tidak merasakan gempa Gunung Salak. Bahkan sebagian warganet menyebut gempa hoaks. Seperti akun Facebook milik Ardhevie Bundana Rhezma Permana dan Amir Khan yang menyebut gempa itu berita bohong. “Hoax ..ga ada info..dari keluarga..saya daerah situ...” katanya.

Ada juga warga Bogor lainnya Febriani Kurnia yang mempertanyakan kebenaran gempa tersebut. “Koq ga tercatat di aplikasi bmkg?” Sedangkan akun Kholiz Sadaham mengaku tak merasakan adanya getaran saat gempa berlangsung. Namun ada juga yang khawatir dengan kabarnya gempa. “Astagfirulloh. Ane domisili kaki gunung salak nih,” kata akun Facebook milik Agus Sanichi.

(ryn/c/els)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X