METROPOLITAN - Menginjak H-7 Lebaran, Satgas Pangan Kota Bogor mewaspadai adanya indikasi pedagang nakal yang mengemas ulang produk lama agar terlihat baru dan bisa laku di pasaran. Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, Kompol Didik Purwanto, mengatakan, temuan tersebut beberapa kali sempat terjadi pada Ramadan tahun lalu. Pihaknya bersama Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) terus menggenjot pantauan untuk meminimalisasi celah para pedagang nakal.
“Jelang Lebaran, banyak produk dilepas, makanan kaleng, produk mi instan, susu kaleng kemasan, makanan ringan, kadang dicampur pedagang nakal. Artinya dimix dengan yang sudah kedaluwarsa. Indikasi repackage ini beberapa tahun lalu ada ya. Nah tahun ini termasuk yang jadi prioritas mewaspadai kemasan ulang di pasar-pasar Kota Hujan,” katanya saat ditemui Metropolitan, kemarin.
Sejauh ini, lanjut dia, Satgas Pangan belum menemukan adanya indikasi kecurangan yang dilakukan pedagang, misalnya kasus repackage ini. Pihaknya memberikan pemahaman informasi kepada masyarakat agar jeli dalam melihat dan membeli suatu produk, terlebih yang dalam kemasan.
Didik menjelaskan, pada sepuluh hari ketiga menjelang Lebaran, satgas pangan melakukan operasi pasar, termasuk pantauan harga dan ketersediaan bahan pokok, terutama komoditi yang sering dikonsumsi masyarakat.
“Terutama minyak goreng, tepung, telur, bahan-bahan kue lah. Ini harganya sering naik. Ditambah lagi daging. Sejauh ini satgas pangan dengan disperindag menilai belum ada lonjakan harga yang luar biasa. Masih taraf normal,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Disperindag Kota Bogor, Achsin Prasetyo, menuturkan, pihaknya berkoordinasi dengan Bulog jika sewaktu-waktu diperlukan adanya operasi pasar. Dirinya tidak menampik adanya peningkatan permintaan sejumlah komoditi bahan pokok.
“Sudah kami siapkan, kalau-kalau ada ketersediaan yang kurang, kami lakukan operasi pasar untuk mengendalikan harga,” tuntasnya. (ryn/b/yok/py)