METROPOLITAN – Permasalah yang terjadi pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) seakan tiada hentinya setelah pembuatan BPJS yang begitu rumit, kini warga harus rela mengantre dari dini hari untuk mendapatkan formulir pendaftaran, seperti yang terjadi di Kantor BPJS Cabang Cibinong.
Seperti yang dialami oleh salah satu warga Citeurep, Dede Wahyudi (30) yang rela mengantre sejak pagi hari untuk mendapatkan formulir. Bahkan menurutnya karena antrean yang cukup panjang tak jarang membuat jalanan macet lantaran semakin siang masyarakat terus berdatangan untuk membuat katu BPJS. “Seharusnyah ada penyuluhan tentang pembuatan dan syarat-syarat BPJS terhadap masyarakat. Karena kasian yang rumahnya jauh, tetapi ketika datang ke Kantor BPJS ada yang kurang persaratan, jadi seharusnya BPJS itu diadakan penyuluhan di setiap Kecamatan," ujar Dede kepada Metropolitan.
Banyaknya masyarakat yang mengeluhkan tetang tata cara pembuatan BPJS yang rumit, membuat aktivis sosial Dian Firmansyah angkat bicara dan menilai ada beberapa faktor yang memperlambat pembuatan BPJS. Diantaranya jauhnya jarak tempuh masyarakat untuk mengakses BPJS, serta pembuatan BPJS yang hanya dapat dilakukan di Kantor BPJS pusat. “Sepertinyanya drop box juga perlu ada di tiap desa, bila perlu bukan hanya drop box tetapi pelayanannya langsung oleh staf BPJS,” paparnya.
Selain itu, menurut Dian sejatinya BPJS bukan hanya dibutuhkan oleh masyarakat, akan tetapi juga oleh Pemerintah bahkan oleh BPJS itu sendiri. Terlebih jumlah kecamtan di Kabupaten Bogor yang cukup banyak. “Saat ini pelayanan hanya terpusat di Cibinong, bagimana dengan saudara-saudara kita yang rumahnya cukup jauh seperti Kecamatan Tanjungsari, Tenjo dan Sukamakmur dan beberapa yang lainnya.
Menanggapi peramsalahan tersebut, Kepala Bidang Kepesertaan dan Pelayanan Peserta BPJS Cabang Cibinong Samriste Pakpahan memaparkan, jika antrian yang panjang tersebut diluar prediksi pihaknya. Karena menurut Ristie BPJS sudah menyediakan drop box, buat memudahkan masyarakat. "Bahkan setiap minggu dari 15 desa dilakukan jemput bola, artinya pendaftaran dilaksanakan langsung di desa tersebut,” kata Ristie saat dikonfirmasimasi melalui pesan singkat.
Pantauan Metropolitan, setiap harinya tidak kurang dari 300 masyarakat Kabupaten Bogor yang rela mengatre untuk mendapatkan formulir. Bahkan tak jarang pula ada masyarakat yang datang dari dini hari namun masih belum mendaftarkan diri di BPJS. (mul/b/mam)