METROPOLITAN – Dari sekian banyak limpahan kasus yang masuk ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Bogor, perkara soal peredaran narkoba menjadi yang paling tinggi. Hal tersebut membuktikan bahwa peredaran narkoba di Kota Bogor cukup memprihatinkan, terlebih ada beberapa kasus narkoba yang tersangkanya masih pelajar.
Data yang dihimpun Metropolitan, selama tiga bulan terakhir, perkara Tindak Pidana Umum (Pidum) mencatat ada 5 perkara Kameg tibum (Keamanan Negara dan Ketertiban Umum), 56 perkara Oharda (Orang dan Harta Benda), dan 50 perkara Tindak Pidana Umum Lainnya (TPUL). Dalam perkara TPUL, kasus peredaran narkoba mendominasi dibanding perkara lainnya, dengan persentase lebih dari 75 persen.
“Tiap hari ada saja perkara yang masuk ke kami soal narkoba. Tren-nya cenderung meningkat, banyak, sebab tergolong kejahatan luar biasa yang tidak mengenal batasan. Bisa dialami anak-anak, dewasa, atau pengusaha, pegawai instansi, pilot, sampai penegak hukum seperti polisi, jaksa, hingga TNI,” ujar Kepala Seksi (Kasi) Tindak Pidana Umum (Pidum) Kejari Kota Bogor Aco Rahmadi
saat ditemui Metropolitan.Dari kasus tersebut, lanjut Aco, pihaknya menyadari adanya perputaran uang yang tidak sedikit. Sebab, ada dua sisi yang bermain, baik dari sisi yang membutuhkan dan sisi yang diuntungkan. “Setiap hari selalu ada perkara narkotika. Parahnya, sebagian besar yang disangkakan itu mereka yang ada di usia produktif,” paparnya.
Aco menambahkan, kebanyakan perkara yang masuk yakni tersangka yang berperan sebagai perantara. Ada beberapa alasan yang muncul dari penyelidikan kasus narkoba, paling banyak karena kebutuhan ekonomi. Namun ada juga yang rela menjadi perantara karena ikut mengkonsumsi barang haram tersebut. “Supaya bisa konsumsi terus, sekalian jual. Jadi untungnya dobel lah. Pemakai biasa ada, tapi tidak terlalu banyak. Polisi kan biasa pakai teknik jebakan,” kata Aco.
Sementara itu, Kasat Narkoba Polresta Bogor Kota Kompol Agah Sonjaya membenarkan perkara narkoba sebagai kasus yang mendominasi perkara yang masuk ke Pidum Kejari Kota Bogor. Meski begitu, ia menampik banyaknya jumlah ini menjadi yang tertinggi se-Jawa Barat. “Enggak lah, apalagi tingkat Jawa Barat. Kalau kasus yang masuk ke pidum tertinggi kasus narkoba, memang iya. Apalagi Kota Bogor itu ada ditengah-tengah dua kota besar, Bandung dan Jakarta. Jadi peredarannya cukup tinggi, rawan lah,” pungkasnya. (ryn/c/mam)