METROPOLITAN - Kawasan Puncak bukan hanya terkenal dengan destinasi perkebunan teh saja. amun di ketinggian 1400 Meter dari permukaan laut terdapat perkebunan kopi. Luasnya mencapai 13 hektare dan dikembangkan agrowisata Kampung Kopi. Para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Hutan (KTH) berada di Kampung Cibulau Desa Tugu Utara Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor. Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Cibulao Hijau Jumino menuturkan, sejak 2009, ia memilih untuk terjun menjadi petani kopi dan menetap di di Kampung Cibulao. Ia menaman kopi jenis Robusta di lahan 15 hektare dan Arabika 15 hektare. "Saat panen satu pohon bisa menghasilkan 7 hingga 10 kilo biji kopi. Saat ini panen Arabika 1,5 hektare dan Robuska tiga hektare," ujar Jumino kepada Metropolitan. Dari hasil pembelajarannya, perkembangan kopi di lokasi ketinggian 1400 Mdpl, cukup mengejutkan. Di lokasi ini Robusta menghasilkan biji kopi terbaik lahir. Rasanya bisa rasakan sendiri. Robusta ini terasa segar, jauh yang bersaing rasa dengan kopi impor. Usaha mengembangkan biji kopi Cibulao ini sudah menembus pasar Internasional. “Awalnya saya menanam biji kopi ini sekitar tahun 2009an, bibitnya sendiri dibawa dari kampung kelahiran orang tua yaitu di Temanggung, Jawa Tengah. Kegiatan berkebun kopi ini saya lakukan dengan dua saudara kakak kandung saya" ujarnya. Sementara itu, salah seorang petani kopi Demis sudah bisa mengekspor hingga ke Asia dan Eropa, salah satunya ke Panama. “Ternyata di lokasi ini Robusta dan Arabika menghasilkan biji kopi terbaik. Biji kopi Cibulao, yang ditanam diatas tanah milik Perhutani ini, mulai diperkenalkan keluar daerah sekitar tahun 2016 awal sudah mulai diperlombakan di pertengahan tahun," ujarnya. Kopi tersebut, lanjut Demis, awalnya di Jawa Barat pernah disebut sebagai kopi terbaik dan meraih peringkat pertama dalam Kontes Kopi Spesialti Indonesia (KKSI) di Takengon Aceh, dalam rangka Gayo Highland Sumatera Coffe Festival, 21-23 Oktober 2016. Robusta Cibulao terpilih dari 65 peserta lainnya dan menghadapi penilaian dari 12 master cupper international yang berasal dari Brazil, Jerman, Belanda, Jepang dan USA. "Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. Kaget campur bahagia, nggak nyangka kopi hasil kebun KTH dapat podium 1 nasional. Semoga menjadi berkah dan memotivasi teman-teman petani kopi KTH Cibulao HIjau, agar lebih giat lagi dan mau bekerja keras dalam kegiatan penghijauan dan peduli kelestarian hutan,” paparnya. Demis sendiri, mulai memasukan biji kopi Cibulao ke kafe - kafe kopi dan hotel - hotel di Bogor. Di Kedai Kopi Ranin yang berlokasi di Bantarjati, itu sudah menjadi pasokan kami, bahkan awal diperkenalkan biji kopi Cibulao pun oleh pemilik dari kafe tersebut. "Saya berharap, dengan adanya prestasi dan perkembangan ini, bisa membuat warga sekitar, khususnya pemuda desa, dapat ikut membantu perkembangan biji kopi asli dari Bogor, " tutupnya. (mul/b/els)