Senin, 22 Desember 2025

Tempatnya Penikmat Kopi

- Sabtu, 28 Juli 2018 | 09:48 WIB

METROPOLITAN – Komu­nitas pecinta kopi mengge­lar Festival Kopi untuk mem­peringati Hari Krida Perta­nian (HKP). Acara tersebut digelar di halaman parkir Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor hingga Minggu (29/7). Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (Distanhorbun) Kabupaten Bogor, Siti Nu­rianty, menuturkan, pame­ran kopi tersebut digelar untuk memperingati HKP yang digelar selama 3 hari Dalam festival tersebut, ba­nyak dipamerkan kopi-kopi Bogor yang memiliki cita rasa khas Kota Hujan. Bukan hanya kopi, ada pula stan produk pertanian dari bebe­rapa kecamatan di Kabupaten Bogor. “Kami menyediakan sekitar 200 stan serta 1.500 perwa­kilan petani dan nelayan se- Jawa Barat untuk meramaikan festival kopi tersebut,” papar­nya. Beragam jenis kopi arabika dan robusta asli Bogor ba­nyak ditemukan dalam fes­tival kopi. Kegiatan ini jadi momentum penghargaan dan apresisasi bagi para petani agar mampu memiliki peng­etahuan, keterampilan, dan memotivasi mewujudkan kemandirian pangan. “Ka­bupaten Bogor sebagai tuan rumah tentu harapannya produk kami lebih dikenal banyak orang. Bukan hanya dari lokalnya bahkan bisa hingga ke mancanegara,” kata dia. Kopi yang dipamerkan pun dicicipi langsung Bupati Bo­gor Nurhayanti dan Mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yang turut hadir dalam festival tersebut. Me­reka pun mengelilingi bebe­rapa stand kopi yang ada di festival tersebut. Salah satunya kopi Cibulao yang meny­ediakan kopi jenis robusta dan arabika. “Kopinya terasa segar yang tak kalah bersaing dengan kopi yang berasal dari tempat lain. Pahit yah,” kata Nurhayati saat menci­cipi kopi Cibulao. Nurhayanti juga menutur­kan, potensi kopi di Kabu­paten Bogor terdiri dari kopi robusta dan kopi ara­bika, tersebar di Kecamatan Sukamakmur, Tanjungsari, Babakanmadang, Pamijahan, Rumpin, Cisarua dan Me­gamendung. Kopi Bogor ini, berpotensi menjadi penyang­ga kehidupan ekonomi ma­syarakat, terutama para petani serta memberikan dampak yang signifikan ter­hadap laju pertumbuhan ekonomi dan pendapatan daerah. ’’Kami berupaya memberikan pembinaan yang intensif kepada para petani kopi guna mendorong terselenggaranya pengelo­laan kopi yang baik mulai dari hulu sampai hilir. dengan demikian, kopi bogor me­miliki daya saing dengan kopi-kopi lain yang telah berkembang sebelumnya,’’ katanya. Tak hanya kopi, ada juga pameran hasil perkebunan dari berbagai daerah. Men­urut bupati, Pemerintah Kabupaten Bogor sendiri turut berupaya mempro­mosikan beberapa po­tensi lokal yang telah di­kembangkan secara ino­vatif serta melaunching beberapa varietas tanaman unggulan lokal yang telah didaftarkan ke pusat per­lindungan varietas tana­man dan perizinan per­tanian Kementerian Per­tanian Republik Indone­sia. “Semua sudah kita didaftarkan, yakni pepaya, pala dan padi serta rum­put gajah, dengan harapan berbagai produk unggulan lokal tersebut dapat dite­rima pasar dengan baik, sehingga akan memacu peningkatan daya beli petani dan masyarakat Kabupaten Bogor pada umumnya,’’ kata Nur­hayanti kepada Metropo­litan. Di tempat yang sama, Asisten Pemerintahan Hu­kum dan Kesejahteraan Sosial Pemerintah Pro­vinsi Jawa Barat Dadi Is­kandar mengatakan, HKP yang setiap tahunnya dip­eringati, pada hakekatnya adalah hari besyukur segenap masyarakat pe­tani, peternak, nelayan, pegawai dan pengusaha yang bergerak di sektor pertanian kepada Tuhan Yang Maha Esa. ’’Hasil yang diperoleh setelah setahun bekerja untuk memenuhi kebutuhan pangan segenap masyarakat serta hari in­tropeksi diri yaitu dengan melihat kekurangan serta kelemahan yang dihadapi di masa lalu, untuk perbai­kan ke depan,’’ ujar Dadi. Menurut Dadi, permasa­lahan utama pertanian yaitu irigasi, ketersediaan benih unggul bersertifikat, pengadaan dan distribusi pupuk, pengadaan dan distribusian, mengingat persoalan pertanian tidak bisa diselesaikan sendiri oleh jajaran pertanian, se­hingga pembanguna per­tanian memerlukan du­kungan instansi terkait khususnya kementerian Pekerjaan Umum dan Pe­rumahan rakyat. “Peringa­tan HKP hendaknya dija­dikan momentum untuk merapatkan sinergitas dalam meningkatkan kontribusi nyata terhadap pembentukan kapital, penyediaan pangan, penyedia bahan baku industri, pakan dan bio energi, penyerap tenaga kerja, sumber devisa negara dan pendapatan, pening­katan penda­patan petani dan pelestarian ling­kungan, ”kata­nya. (mul/cr1/b/els)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X