METROPOLITAN – Komunitas pecinta kopi menggelar Festival Kopi untuk memperingati Hari Krida Pertanian (HKP). Acara tersebut digelar di halaman parkir Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor hingga Minggu (29/7). Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (Distanhorbun) Kabupaten Bogor, Siti Nurianty, menuturkan, pameran kopi tersebut digelar untuk memperingati HKP yang digelar selama 3 hari Dalam festival tersebut, banyak dipamerkan kopi-kopi Bogor yang memiliki cita rasa khas Kota Hujan. Bukan hanya kopi, ada pula stan produk pertanian dari beberapa kecamatan di Kabupaten Bogor. “Kami menyediakan sekitar 200 stan serta 1.500 perwakilan petani dan nelayan se- Jawa Barat untuk meramaikan festival kopi tersebut,” paparnya. Beragam jenis kopi arabika dan robusta asli Bogor banyak ditemukan dalam festival kopi. Kegiatan ini jadi momentum penghargaan dan apresisasi bagi para petani agar mampu memiliki pengetahuan, keterampilan, dan memotivasi mewujudkan kemandirian pangan. “Kabupaten Bogor sebagai tuan rumah tentu harapannya produk kami lebih dikenal banyak orang. Bukan hanya dari lokalnya bahkan bisa hingga ke mancanegara,” kata dia. Kopi yang dipamerkan pun dicicipi langsung Bupati Bogor Nurhayanti dan Mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yang turut hadir dalam festival tersebut. Mereka pun mengelilingi beberapa stand kopi yang ada di festival tersebut. Salah satunya kopi Cibulao yang menyediakan kopi jenis robusta dan arabika. “Kopinya terasa segar yang tak kalah bersaing dengan kopi yang berasal dari tempat lain. Pahit yah,” kata Nurhayati saat mencicipi kopi Cibulao. Nurhayanti juga menuturkan, potensi kopi di Kabupaten Bogor terdiri dari kopi robusta dan kopi arabika, tersebar di Kecamatan Sukamakmur, Tanjungsari, Babakanmadang, Pamijahan, Rumpin, Cisarua dan Megamendung. Kopi Bogor ini, berpotensi menjadi penyangga kehidupan ekonomi masyarakat, terutama para petani serta memberikan dampak yang signifikan terhadap laju pertumbuhan ekonomi dan pendapatan daerah. ’’Kami berupaya memberikan pembinaan yang intensif kepada para petani kopi guna mendorong terselenggaranya pengelolaan kopi yang baik mulai dari hulu sampai hilir. dengan demikian, kopi bogor memiliki daya saing dengan kopi-kopi lain yang telah berkembang sebelumnya,’’ katanya. Tak hanya kopi, ada juga pameran hasil perkebunan dari berbagai daerah. Menurut bupati, Pemerintah Kabupaten Bogor sendiri turut berupaya mempromosikan beberapa potensi lokal yang telah dikembangkan secara inovatif serta melaunching beberapa varietas tanaman unggulan lokal yang telah didaftarkan ke pusat perlindungan varietas tanaman dan perizinan pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia. “Semua sudah kita didaftarkan, yakni pepaya, pala dan padi serta rumput gajah, dengan harapan berbagai produk unggulan lokal tersebut dapat diterima pasar dengan baik, sehingga akan memacu peningkatan daya beli petani dan masyarakat Kabupaten Bogor pada umumnya,’’ kata Nurhayanti kepada Metropolitan. Di tempat yang sama, Asisten Pemerintahan Hukum dan Kesejahteraan Sosial Pemerintah Provinsi Jawa Barat Dadi Iskandar mengatakan, HKP yang setiap tahunnya diperingati, pada hakekatnya adalah hari besyukur segenap masyarakat petani, peternak, nelayan, pegawai dan pengusaha yang bergerak di sektor pertanian kepada Tuhan Yang Maha Esa. ’’Hasil yang diperoleh setelah setahun bekerja untuk memenuhi kebutuhan pangan segenap masyarakat serta hari intropeksi diri yaitu dengan melihat kekurangan serta kelemahan yang dihadapi di masa lalu, untuk perbaikan ke depan,’’ ujar Dadi. Menurut Dadi, permasalahan utama pertanian yaitu irigasi, ketersediaan benih unggul bersertifikat, pengadaan dan distribusi pupuk, pengadaan dan distribusian, mengingat persoalan pertanian tidak bisa diselesaikan sendiri oleh jajaran pertanian, sehingga pembanguna pertanian memerlukan dukungan instansi terkait khususnya kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan rakyat. “Peringatan HKP hendaknya dijadikan momentum untuk merapatkan sinergitas dalam meningkatkan kontribusi nyata terhadap pembentukan kapital, penyediaan pangan, penyedia bahan baku industri, pakan dan bio energi, penyerap tenaga kerja, sumber devisa negara dan pendapatan, peningkatan pendapatan petani dan pelestarian lingkungan, ”katanya. (mul/cr1/b/els)