METROPOLITAN – Pengelolaan sampah di Kota Bogor masih menjadi Pekerjaan Rumah (PR) besar bagi pemerintahan di bawah komando Wali Kota Bogor, Bima Arya. Bahkan, ia menyebutkan bahwa kualitas hidup warga Kota Hujan menurun karena pengelolaan sampah yang tidak baik. Hal itu terungkap saat politisi PAN Politisi PAN itu melakukan inspeksi mendadak ke aliran Sungai Ciliwung, tepatnya di sekitaran Jembatan Otto Iskandardinata, Jalan Riau hingga Pasar Bogor.
“Indikator kecilnya saja, volume sampah dari Pasar Bogor per hari lima-enam truk, di mana satu truk biasa mengangkut 2,5 sampai 3 ton sampah. Jadi, sehari dari satu lokasi ini ada 12-15 ton. Ini kalau tidak dikelola, ya masih ada yang kultur buang sampahnya ke sungai,” beber Bima usai sidak, kemarin.
Untuk itu, ia diajak akselerasi dalam berkoordinasi membenahi Sungai Ciliwung oleh Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) yang bisa dikatakan masih jauh dari bebas dari sampah. Bima pun ditantang bisa menormalisasi Sungai Ciliwung selama dua bulan.
“Wantannas melalui sekjennya, Letjen Doni Monardo, tengah fokus pada normalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS). Karena Kota Bogor dilewati, kami fokus ke situ. Nah, saya diberi waktu dia bulan, normalisasi. Makanya akan dimulai dari Jalan Riau membelah Kebun Raya Bogor (KRB) hingga Sempur,” paparnya.
Bima ingin menjadikan rencana ini jadi proyek pembenahan pertama dalam normalisasi Sungai Ciliwung. Mulai dari Jalan Riau sampai Sempur akan dibenahi sampah dan kebersihannya. “Akan saya ajak Bang Doni (sekjen Wantannas) dan Pak Joko Widodo untuk melihat ke situ. Yang pasti, kualitas hidup warga Bogor menurun karena sampah tidak dikelola dengan baik. Ini juga jadi upaya membangun kultur warga untuk mengelola sampah dari lingkungannya masing-masing,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Elia Buntang, menuturkan, posisi Kota Bogor berada di tengah lintasan DAS, di mana kebanyakan sampah justru berasal dari hulu. “Bisa cek di Gadog, Kabupaten Bogor, misalnya, bandingkan dengan kami. Hari ini kita bebersih, lalu sekali hujan, sampah banyak lagi, karena dari daerah atas,” terangnya.
Menurut Elia, koordinasi dengan wilayah lain seperti Kabupaten Bogor sangat penting. “DLH membawahi sampah di atas darat. Untuk DAS kan bukan kewenangan kami. Makanya kami terus sosialisasikan masyarakat soal pengelolaan sampah, di antaranya ya penggunaan bahan plastik,” tutupnya. (ryn/b/yok/py)