Senin, 22 Desember 2025

Asyik... Ciliwung bakal Dinormalisasi

- Kamis, 27 September 2018 | 10:05 WIB

METROPOLITAN – Pengelo­laan sampah di Kota Bogor ma­sih menjadi Pekerjaan Rumah (PR) besar bagi pemerintahan di bawah komando Wali Kota Bogor, Bima Arya. Bahkan, ia menyebutkan bahwa kualitas hidup warga Kota Hujan menu­run karena pengelolaan sampah yang tidak baik. Hal itu terung­kap saat politisi PAN Politisi PAN itu melakukan inspeksi menda­dak ke aliran Sungai Ciliwung, tepatnya di sekitaran Jembatan Otto Iskandardinata, Jalan Riau hingga Pasar Bogor.­

“Indikator kecilnya saja, vo­lume sampah dari Pasar Bogor per hari lima-enam truk, di mana satu truk biasa mengang­kut 2,5 sampai 3 ton sampah. Jadi, sehari dari satu lokasi ini ada 12-15 ton. Ini kalau tidak dikelola, ya masih ada yang kultur buang sampahnya ke sungai,” beber Bima usai sidak, kemarin.

Untuk itu, ia diajak aksele­rasi dalam berkoordinasi membenahi Sungai Ciliwung oleh Dewan Ketahanan Na­sional (Wantannas) yang bisa dikatakan masih jauh dari bebas dari sampah. Bima pun ditantang bisa menormali­sasi Sungai Ciliwung selama dua bulan.

“Wantannas melalui sekjen­nya, Letjen Doni Monardo, tengah fokus pada normali­sasi Daerah Aliran Sungai (DAS). Karena Kota Bogor dilewati, kami fokus ke situ. Nah, saya diberi waktu dia bulan, nor­malisasi. Makanya akan dimu­lai dari Jalan Riau membelah Kebun Raya Bogor (KRB) hingga Sempur,” paparnya.

Bima ingin menjadikan ren­cana ini jadi proyek pembe­nahan pertama dalam nor­malisasi Sungai Ciliwung. Mulai dari Jalan Riau sampai Sempur akan dibenahi sampah dan kebersihannya. “Akan saya ajak Bang Doni (sekjen Wan­tannas) dan Pak Joko Widodo untuk melihat ke situ. Yang pasti, kualitas hidup warga Bogor menurun karena sam­pah tidak dikelola dengan baik. Ini juga jadi upaya membangun kultur warga untuk mengelo­la sampah dari lingkungannya masing-masing,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Elia Buntang, menuturkan, posisi Kota Bogor berada di tengah lintasan DAS, di mana keba­nyakan sampah justru berasal dari hulu. “Bisa cek di Gadog, Kabupaten Bogor, misalnya, bandingkan dengan kami. Hari ini kita bebersih, lalu sekali hujan, sampah banyak lagi, karena dari daerah atas,” terangnya.

Menurut Elia, koordinasi dengan wilayah lain seperti Kabupaten Bogor sangat pen­ting. “DLH membawahi sam­pah di atas darat. Untuk DAS kan bukan kewenangan kami. Makanya kami terus sosiali­sasikan masyarakat soal peng­elolaan sampah, di antaranya ya penggunaan bahan plastik,” tutupnya. (ryn/b/yok/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X