Sejak Maret 2017, pembangunan Masjid Agung di Jalan Dewi Sartika, Kelurahan Cibogor, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, terbengkalai begitu saja. Pembangunan ini rencananya digeber tahun ini. Uang rakyat dari APBD Kota Bogor 2018 sebesar Rp8,6 miliar pun dikucurkan. PT Alvarini Gemilang yang memenangkan lelang ditarget bisa merampungkan pekerjaan pada akhir 2018. Publik diminta mengawasi jalannya pembangunan agar tak terjadi kegagalan seperti tahun lalu.
KEPALA Bidang Perumahan dan Pemukiman pada Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperumkim), Herman Rusli, mengatakan, saat ini pengerjaan fisik masjid yang sudah ada sejak 70 itu sudah 48 persen dari total pekerjaan yang dilakukan untuk APBD 2018. Sesuai perjanjian, pekerjaan dilakukan 150 hari kalender, dimulai sejak 16 Juli dan berakhir 12 Desember 2018.
“Dari 100 persen desain awal sejak 2015 itu, pengerjaan tahun ini cuma menyelesaikan 38 persen. Jadi, pemahaman itu harus juga ada di masyarakat. Tahun ini belum merampungkan total,” terangnya. Saat ini, sambung dia, pekerjaan terfokus pada tiga titik utama, yakni penyelesaian basemen, sistem air, kelistrikan dan mezanin. Lantai basemen dan kamar mandi diutamakan, karena nantinya bisa digunakan jamaah sementara untuk beribadah yang ditarget bisa kembali digunakan awal 2019. “Basemen ini rencananya untuk parkir. Nanti kalau sudah selesai bisa dipakai ibadah oleh jamaah,” kata pria yang juga Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pekerjaan revitalisasi Masjid Agung itu.
Setelah merampungkan pekerjaan untuk 2018, perbaikan Masjid Agung akan kembali dianggarkan pada APBD 2019 sebesar Rp16 miliar. Sebab, desain awal membutuhkan biaya sekitar Rp50 miliar.
“Tahun depan rencana Rp16 miliar, pekerjaan lanjutan. Lalu dianggarkan lagi tahun berikutnya. Jadi, 2020 targetnya baru bisa rampung keseluruhan. Tidak ada yang berubah dari desain. Hanya perbaikan di awal, karena struktur bangunan lama sempat terbengkalai,” katanya.
Sementara itu, anggota Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Agung, Haji Effendi, berharap proses pembangunan bisa dilanjutkan secepat mungkin agar jamaah bisa beribadah seperti sedia kala. Terlebih, selama ini jamaah harus mengungsi di lantai dua Blok F eks Borobudur.
“Sebab, tidak ada di belahan dunia mana pun, pembangunan masjid besar terbengkalai seperti itu. Tidak bisa jamaah malah ngungsi. Harusnya (pemkot, red) malu lah, ini rumah ibadah,” katanya.
Sekadar diketahui, sejak awal Juli pembangunan Masjid Agung menemui titik terang, setelah ada kepastian pemenang proses lelang. Dari laman Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Bogor, ada delapan kontraktor yang mengikuti pengikut lelang proyek yang memakan anggaran Rp9,6 miliar itu. Setelah dievaluasi, terpilihlah PT Alvarini Gemilang sebagai pemenang, dengan nilai penawaran Rp8.697.815.390.
“Dari delapan, dipilih tiga tertinggi yang penawarannya dari yang termurah. Kemudian dievaluasi administrasi dan teknisnya. Yang satu, tidak dapat membuktikan SKA Asli untuk Ahli Teknik Mekanikal–Madya, Ahli Teknik Proteksi Kebakaran–Madya dan SKT asli tukang perancah besi, tukang pekerjaan baja, tukang las atau welder gas dan Electric Welder serta juru gambar. Sedangkan satunya SIUJK dan SBUJK sudah habis masa berlakunya. Pemenang lelang beralamatkan di Kompleks Rukan Cempaka Mas, Kelurahan Sumurbatu, Jakarta Pusat,” papar Kepala Bagian Administrasi Pengendalian Pembangunan dan Jasa pada Setda Kota Bogor, Rahmat Hidayat. (ryn/c/yok/py)